Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 3. Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum 2013)

Materi Sosiologi Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial
Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial
Perbedaan budaya tidak boleh memisahkan kita dari yang lain. Keragaman budaya justru harus membawa sebuah kekuatan kolektif yang dapat bermanfaat bagi seluruh umat manusia. 
-Robert Alan--

Perbedaan dan keberagaman bukanlah sumber pemecahbelah. Prinsip kesetaraan dan harmoni sosial menumbuhkan toleransi di dalam masyarakat.

Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari bab ini, anda diharapkan mampu :
1. Mendeskripsikan pengertian struktur sosial
2. Mengidentifikasi diferensiasi sosial di masyarakat
3. Membedakan berbagai pengaruh diferensiasi sosial berdasarkan pengamatan atau kasus yang terdapat di masyarakat
4. Memahami perbedaan nilai yang terdapat pada kelompok sosial yang beragam

Peta Konsep Materi Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial
Peta Konsep Materi Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial
Di dalam masyarakat, memang ada perbedaan atau ketidaksamaan sosial. Ketidaksamaan sosial terdiri dari ketidaksamaan sosial horizontal dan ketidaksamaan sosial vertikal. Ketidaksamaan sosial horizontal adalah perbedaan antarindividu atau kelompok yang tidak menunjukkan adanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah (disebut juga, differensiasi sosial). Sementara itu, ketidaksamaan sosial vertikal adalah perbedaan antarindividu atau kelompok yang menunjukkan adanya tingkatan lebih rendah atau lebih tinggi (disebut juga, stratifikasi sosial). Dalam interaksi sosial antarindividu yang berbeda tersebut, prinsip kesetaraan perlu diterapkan. Dengan prinsip ini, harmoni sosial dapat tercipta. Harmoni sosial merupakan kondisi di mana individu hidup sejalan dan serasi dan setiap anggota masyarakat dapat menjalani secara baik sesuai kodrat dan posisi sosialnya.

A. Struktur Sosial
Pengertian dan Ciri Struktur Sosial
Wiliam Kornblum menekankan konsep struktur sosial pada pola perilaku individu dan kelompok, yaitu pola perilaku berulang-ulang yang menciptakan hubungan antarindividu dan antarkelompok dalam masyarakat. Soerjono Soekanto melihat struktur sosial sebagai sebuah hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan antara peranan-peranan sosial. Abdul Syani melihat struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Di dalam tatanan sosial tersebut terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan (dengan batas-batas perangkat unsur-unsur sosial tertentu). 


Status dan peranan tersebut menunjuk pada suatu keteraturan perilaku yang dapat membentuk suatu masyarakat. Dengan demikian, secara sederhana dapat kita katakan bahwa struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antar unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial dan lapisan-lapisan sosial.
Cara memperoleh status dan kedudukan
Cara memperoleh status dan kedudukan
Dalam struktur sosial dikenal dua konsep penting yaitu status dan peran (role). Ralf Linton mendefinisikan status sebagai suatu kumpulan hak dan kewajiban, sedangkan peran merupakan aspek dinamis dari status seseorang.

Fungsi dan Bentuk Struktur Sosial
Mayor Polak menyatakan bahwa struktur sosial dapat berfungsi sebagai pengawas sosial, yakni sebagai penekan kemungkinan pelanggaran terhadap norma, nilai dan peraturan kelompok atau masyarakat. Struktur sosial juga dapat berfungsi sebagai dasar untuk menanamkan disiplin sosial kelompok atau masyarakat. 


Menurut Nasikun, dalam konteks Indonesia, struktur sosial dapat dilihat secara horizontal dan vertikal. Secara horizontal, struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama dan adat. Secara vertikal, struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan lapisan sosial. Dalam banyak literatur, struktur sosial horizontal disebut diferensiasi sosial, sedangkan struktur sosial secara vertikal disebut stratifikasi sosial.

B. Diferensiasi Sosial
Pengertian Diferensiasi Sosial
Salah satu bentuk struktur sosial adalah diferensiasi sosial. Menurut kamus sosiologi diferensiasi sosial adalah klasifikasi atau penggolongan terhadap perbedaan-perbedaan tertentu yang bisanya sama atau sejenis. Pengertian sama di sini menunjuk pada klasifikasi masyarakat secara horizontal, mendatar atau sejajar. 


Dalam masyarakat majemuk (plural society), pengelompokan horizontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klan dan agama disebut dengan istilah kemajemukan sosial. Pengelompokan berdasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial.


Kemajemukan sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan :
1. Berdasarkan ciri fisik
Misalnya, warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, bentuk hidung, dan bentuk rahang. Ciri-ciri fisik tersebut disebut ciri-ciri fenotip kuantitatif.
 

2. Berdasarkan ciri sosial
Timbul karena adanya perbedaan pekerjaan yang menimbulkan perbedaan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat. Termasuk dalam kategori ini adalah perbedaan peran, prestise dan kekuasaan. Contohnya pola perilaku guru akan berbeda dengan pola perilaku tentara.
 

3. Berdasarkan ciri budaya
Berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi, sistem kekeluargaan, keuletan, dan ketangguhan. Hasilnya dapat dilihat dari pakaian, adat istiadat, Bahasa, kesenian, arsitektur dan agama.

Bentuk-bentuk Diferensiasi Sosial
Beberapa bentuk diferensiasi sosial diantaranya adalah diferensiasi ras, diferensiasi suku bangsa, diferensiasi klan, diferensiasi agama, diferensiasi profesi, dan diferensiasi jenis kelamin.
 

Diferensiasi Ras
Ras adalah kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Menurut Ralf Linton secara garis besar, manusia dibagi dalam tiga kelompok ras utama:
1. Ras Mongoloid memiliki ciri-ciri fisik kulit warna kuning sampai sawo matang, rambut lurus, bulu badan sedikit, dan mata sipit (terutama Asia Mongoloid). Ras Mongoloid dibagi menjadi dua yaitu, Mongoloid Asia dan Indian. Mongoloid Asia terdiri dari subras Tionghoa (Taiwan, Jepang, Vietnam) dan subras melayu (Malaysia, Indonesia, dan Filipina). Mongoloid Indian terdiri dari orang-orang Indian di Amerika.


2. Ras Negroid memiliki ciri-ciri fisik rambut keriting, kulit hitam, bibir tebal, dan kelopak mata lurus. Dibagi menjadi lima subras, yaitu Negrito, Nilitz, Negro Rimba, Negro Oseanis, dan Hontentot-Boysesman.


3. Ras kaukasoid memiliki ciri-ciri fisik hidung mancung, kulit putih, rambut pirang kemerah-merahan sampai coklat kehitam-hitaman, dan kelopak mata lurus. Dibagi menjadi lima subras, yaitu Nordic, Alpin, Mediteran, Armenoid, dan India.

Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelago) didiami oleh bermacam-macam subras, yaitu:
1. Negrito, yaitu suku bangsa Semang di Semenanjung Malaya
2. Vedroid, yaitu suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatera Selatan, Toala dan Tonum di Sulawesi
3. Neo Melanosoid, yaitu penduduk di Kepulauan Kei dan Aru
4. Melayu terdiri atas :
a. Melayu tua (Proto Melayu) yaitu suku Batak, Toraja dan Dayak
b. Melayu muda (Deutro Melayu) yaitu Aceh, Minang, Bugis, Makassar, Jawa, dan Sunda.

Ciri-ciri fisik setiap ras berbeda karena beberapa faktor berikut.
1. Kondisi geografis dan iklim
2. Faktor makanan
3. Faktor perkawinan (amalgamasi)

Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)
Suku bangsa merupakan hasil dari sistem kekerabatan yang lebih luas. Masyarakat dalam sistem kekerabatan ini tetap percaya bahwa mereka memiliki ikatan darah dan berasal dari nenek moyang yang sama. Jumlah suku bangsa di Indonesia saat ini sulit diperkirakan. Menurut C. Van Vollen Houven jumlah suku bangsa di Indonesia adalah 316, sedangkan menurut Prof. Dr. Konetjaraningrat ada sekitar 119. Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia juga menyangkut keanekaragaman budaya, yang meliputi perbedaan adat istiadat, religi, bahasa dan kesenian.
 

Diferensiasi Klan
Klan sering juga disebut kerabat, keluarga besar, atau keluarga luas (extended family). Dalam masyarakat Indonesia terdapat dua bentuk klan utama, yakni klan atas dasar garis keturunan ibu (matrilinier) dan atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal).

Diferensiasi Agama
 

Diferensiasi Jenis Kelamin

Diferensiasi Profesi

C. Stratifikasi Sosial
Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu kedalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, hak istimewa, dan prestise. Pitirim A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).


Perwujudan pelapisan di dalam masyarakat dikenal dengan istilah kelas sosial. Kelas sosial terdiri atas kelas sosial tinggi (upper class), kelas sosial menengah (middle class), dan kelas sosial rendah (lower class). Kelas sosial tinggi biasanya diisi oleh para pejabat atau penguasa dan pengusaha kaya. Kelas sosial menengah biasanya meliputi kaum intelektual, seperti dosen, peneliti, mahasiswa, pengusaha kecil dan menengah, serta pegawai negeri. Kelas sosial rendah biasanya merupakan kelompok terbesar dalam masyarakat, seperti buruh, petani gurem dan pedagang kecil. Pengelompokan semacam itu terdapat dalam segala bidang kehidupan.

Faktor Penyebab Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial muncul dengan sendirinya sebagai akibat dari proses yang terjadi dalam masyarakat. Faktor-faktor penyebabnya adalah kemampuan atau kepandaian, umur, fisik, jenis kelamin, sifat keaslian keanggotaan masyarakat, dan harta benda. Dalam perkembangan selanjutnya, stratifikasi sosial sengaja dibentuk sebagai subsistem sosial untuk mewujudkan tujuan tertentu.
 

Beberapa kondisi umum yang mendorong terciptanya stratifikasi sosial dalam masyarakat, menurut Wila Huky adalah sebagai berikut :
1. Perbedaan ras dan budaya.
2. Pembagian tugas yang terspesialisasi.
3. Kelangkaan.

Dasar Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat
Dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat disebabkan adanya sesuatu yang dihargai lebih.
1. Kekayaan
2. Kekuasaan
3. Keturunan
4. Pendidikan
5. Status atau kedudukan
6. Peran (role)

Sifat Stratifikasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya stratifikasi sosial dibedakan menjadi:

Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi Sosial Tertutup
1. Stratifikasi sosial tertutup
Adalah bentuk stratifikasi yang anggota dari setiap stratanya sulit melakukan mobilitas vertikal. Karenanya, stratifikasi sosial jenis ini bersifat diskriminatif, contohnya sistem kasta, masyarakat rasialis, dan masyarakat feudal.

Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi Sosial Terbuka
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Bersifat demokratis. Kemungkinan mobilitas sangat besar. Maksudnya, setiap anggota strata dapat bebas berpindah strata sosial, baik vertikal maupun horizontal. Walaupun kenyataannya mobilitas harus melalui perjuangan berat, kemungkinan untuk berpindah strata selalu ada. Contoh doktor, pengusaha atau guru. 

Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi Sosial Campuran
3. Stratifikasi Sosial Campuran
Merupakan kombinasi antara stratifikasi sosial tertutup dan terbuka. Misalnya seseorang yang memiliki kasta Brahmana di Bali pindah ke Jakarta.


Fungsi Stratifikasi Sosial
1. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif
2. Menjadi sistem pertanggaan pada strata yang berhubungan dengan kewibawaan dan penghargaan
3. Kriteria sistem pertentangan dan persaingan
4. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan
5. Penentu tingkat mudah dan sukarnya bertukar kedudukan
6. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat

Perwujudan dari stratifikasi sosial adalah kelas-kelas sosial. Hal ini dapat kita lihat dari segi ekonomi, sosial dan politik

Perwujudan dari stratifikasi sosial segi ekonomi
Stratifikasi Ekonomi
Ekonomi
Pembagian kelas dalam masyarakat dari segi ekonomi akan membedakan masyarakat atas kepemilikan harta.
1. Kelas atas terdiri dari kelompok orang-orang kaya
2. Kelas menengah terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan
3. Kelas bawah terdiri dari kelompok orang miskin
 

Sosial
Merupakan sistem penggolongan masyarakat menurut status. Umumnya, nilai status seseorang dalam masyarakat diukur dari prestise atau gengsi. Contohnya, orang lebih memilih menjadi pegawai meski gajinya kecil daripada jadi tukang. Pelapisan secara sosial dapat pula dilihat dari pembagian kasta di Bali.
 

Politik
Pelapisan masyarakat didasarkan pada wewenang atau kekuasaan. Makin besar wewenang atau kekuasaan seseorang, makin tinggi lapisan sosialnya. Masyarakat yang memiliki wewenang atau kuasa umumnya ditempatkan pada lapisan masyarakat atas. Kelompok ini mencakup para pejabat eksekutif, yudikatif dan legislatif. Pembagian jenis ini terlihat pula pada hierarki militer.

Sistem Stratifikasi yang ada di Indonesia
a. Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Pertanian
Pembagian kelas berdasarkan kepemilikan tanah, berikut stratifikasi masyarakat pertanian di Pulau Jawa

Stratifikasi Sosial Masyarakat Pertanian
Stratifikasi Sosial Masyarakat Pertanian
Masyarakat pertanian pada umumnya masih menghargai peran pembuka tanah (cikal bakal), yaitu orang yang pertama kali membuka hutan untuk dijadikan tempat tinggal dan lahan pertanian. Bisanya mereka menjadi sesepuh atau golongan yang dituakan. Golongan kedua diduduki oleh pemilik tanah atau orang kaya, tetapi bukan keturunan cikal bakal. Mereka dapat memiliki tanah dan kaya karena keuletan dan kemampuan lainnya. Kelompok yang kedua disebut kuli kenceng. Golongan ketiga adalah golongan petani yang hanya memiliki tanah sedikit dan hasilnya hanya cukup untuk dikonsumsi sendiri (kuli kendo). Golongan yang keempat (buruh tani) adalah orang yang tidak memiliki tanah, namun bekerja di sektor pertanian.

b. Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Feudal
Pola dasar masyarakat feudal:
1. Raja dan kaum bangsawan merupakan pusat kekuasaan yang harus ditaati dan dihormati oleh rakyatnya
2. Terdapat lapisan utama, yakni raja dan kaum bangsawan (kaum feudal) dan lapisan di bawahnya, yakni rakyatnya
3. Adanya pola ketergantungan dan patrimonialistik, artinya kaum feudal merupakan tokoh panutan yang harus disegani, sedangkan rakyat harus hidup menghamba dan selalu dalam posisi di bawah
4. Terdapat pola hubungan antarkelompok yang diskriminatif, yaitu kaum feudal memperlakukan bawahannya secara tidak adil dan cenderung sewenang-wenang
5. Masyarakat feudal cenderung memiliki sistem stratifikasi tertutup

Stratifikasi Sosial Masyarakat Feodal Surakarta
Lapisan Sosial Pada Masyarakat Feudal Surakarta dan Yogyakarta
Lapisan Sosial Masyarakat Feudal di Aceh
Lapisan Sosial Masyarakat Feudal di Aceh
Lapisan Sosial Masyarakat Feodal di Sulawesi Selatan
Lapisan Sosial Masyarakat Feodal di Sulawesi Selatan

Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Belanda
Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Belanda
c. Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Belanda
Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Jepang
Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Jepang
d. Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Jepang
 

e. Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Industri Modern
Berdasarkan Kriteria Profesi                Berdasarkan Kriteria Ekonomi

Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Industri Modern
Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Industri Modern

Konsekuensi Stratifikasi Sosial
Dalam kenyataannya orang tidak memiliki kemampuan yang sama. Ada yang mampu membayar sekolah yang mahal ada yang tidak. Akibatnya, penghargaan yang diberikan masyarakat pun akan berbeda-beda. Perbedaan seperti ini akan mempengaruhi gaya hidup (life style).
 Pakaian : model pakaian dan perlengkapan busana
 Rumah dan Perabot : Tipe rumah dan letak tempat tinggal serta jenis kendaraan dan perabot rumah tangganya.
 Bahasa dan Gaya Bicara : Pemilihan kata atau Bahasa dan etika sopan santun
 Makanan : Selera dan jenis makanan
 Gelar, Pangkat, atau Jabatan
 Hobi dan Kegemaran

D. Kesetaraan
Ada lima kategori kesetaraan yang berbeda.
1. Kesetaraan hukum, kesamaan di hadapan hukum
2. Kesetaraan politik, kesetaraan dalam bidang pembangunan
3. Kesetaraan sosial, tidak adanya dominasi oleh pihak tertentu
4. Kesetaraan ekonomi, pembagian sumber daya yang dilakukan secara adil
5. Kesetaraan moral, memiliki nilai yang sama

Ada tiga konsep kesetaraan yang berbeda :
a. Kesetaraan kesempatan, akses ke semua posisi sosial harus di atur oleh kriteria universal
b. Kesetaraan sejak awal, kompetisi yang adil dan setara mensyaratkan bahwa semua peserta mulai dari garis start yang sama
c. Kesetaraan hasil, semua orang harus menikmati standar hidup dan peluang kehidupan yang setara

E. Harmoni Sosial
Sesuatu yang sesuai dengan keinginan masyarakat umum, seperti keadaan tertib, teratur, aman dan nyaman dapat disebut sebagai suatu kehidupan yang penuh harmoni. Harmoni sosial adalah kondisi di mana individu hidup sejalan dan serasi dengan tujuan masyarakatnya. 


Harmoni sosial juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan solidaritas. Secara etimologis, solidaritas adalah kekompakan atau kesetiakawanan. Kata solidaritas menggambarkan keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang berdasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama.

F. Kesetaraan dan Harmoni Sosial dalam Masyarakat Multikultural
Agar harmoni sosial terwujud dalam masyarakat, maka prinsip kesetaraan harus diterapkan di tengah-tengah diferensiasi dan stratifikasi sosial.


Dinamika Masyarakat Indonesia
Sejarah perkembangan masyarakat Indonesia menunjukkan bahwa potensi konflik antar kelompok masyarakat di Indonesia cukup besar. Konflik tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Harga diri dan kebanggaan kelompok terusik
2. Perbedaan pendirian atau sikap
3. Perbedaan kebudayaan yang dimiliki setiap etnis
4. Benturan kepentingan (politik, ekonomi dan kekuasaan)
5. Perubahan yang terlalu cepat sehingga mengganggu keseimbangan sistem dan kemapanan

Mewujudkan Masyarakat Multikultural
Di tengah pontensi konflik yang memungkinkan bagi bangsa kita, maka usaha untuk membentuk suatu masyarakat multikultural menjadi sangat penting. Secara sederhana, masyarakat multikultural dapat dimengerti sebagai masyarakat yang terdiri atas beragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang berbeda-beda. Masyarakat multikultural merupakan bentuk dari masyarakat modern yang anggotanya terdiri atas berbagai golongan, suku, etnis, ras, agama, dan budaya. Mereka hidup bersama dalam wilayah lokal maupun nasional. Bahkan, mereka juga berhubungan dengan masyarakat internasional, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Karakteristik Masyarakat Multikultural
Karakteristik Masyarakat Multikultural
Multikulturalisme tidak hanya bermakna keanekaragaman (kemajemukan), tetapi juga kesederajatan antarperbedaan. Dalam multikulturalisme terkandung pengertian bahwa tidak ada sistem norma dan budaya yang lebih tinggi daripada budaya lainnya, atau tidak ada sesuatu yang lebih agung dan luhur daripada yang lain. Semua perbedaan adalah sederajat. Kesederajatan dalam perbedaan merupakan jantung dari multikulturalisme.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perlunya Masyarakat Multikultural
Menurut Tilaar, sekurang-kurangnya ada tiga hal yang mendorong berkembang pesatnya pemikiran multikulturalisme, yaitu HAM, globalisme, dan demokratisasi.  Namun demikian, idealisme masyarakat multikultural dalam kenyataannya menemui banyak hambatan, di antaranya:
1. Sikap menganggap budaya sendiri lebih baik
2. Pertentangan antara budaya barat dan timur
3. Plularisme dianggap sebagai sesuatu yang eksotis
4. Pandangan yang paternalistis
5. Mencari apa yang disebut indigenous culture, mencari sesuatu yang dianggap asli
6. Pandangan negatif penduduk asli terhadap orang asing yang dapat berbicara mengenai kebudayaan penduduk asli

Manfaat masyarakat multikultural
a. Melalui hubungan yang harmonis antarmasyarakat, dapat digali kearifan budaya yang dimiliki oleh setiap budaya
b. Memunculkan penghargaan terhadap budaya lain sehingga muncul sikap toleransi
c. Menjadi benteng pertahanan terhadap ancaman yang timbul dari budaya kapital
d. Menjadi alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera
e. Mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak dimonopoli oleh satu orang atau kelompok saja


Ket. klik warna biru untuk link

Sumber
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi 2: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta. Esis Erlangga


Soal-Soal Klik di Sini
Soal-Soal Evaluasi Semester Ganjil Klik di Sini
Download Materi di Sini
 

Lihat Juga
1. Video Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Revisi) (Youtube Channel. https://youtu.be/s50pAfJ-pNk ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah...
2. Video Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Youtube Chanel. https://youtu.be/siIMSkGzG-4 ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah..
3. Video Bentuk bentuk Struktur Sosial (Youtube Chanel. https://youtu.be/PsMqNQnczwo ) Jangan lupa like, komen dan subscribe yah... 
4. Video Mobilitas Sosial (Youtube Chanel. https://youtu.be/vBjvD21yl5c ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah...
5. Video Masyarakat Multikultural (Youtube Chanel. https://youtu.be/v2wMchCaG3U ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah...

Soal-Soal Lainnya
1. Soal Ujian Nasional Sosiologi 2012-2017 Kompetensi Struktur Sosial Klik di Sini
2. Soal Ujian Nasional Sosiologi 2012-2017 Kompetensi Masyarakat Multikultural Klik di Sini
3. Soal-soal Standar Ujian Nasional. Masyarakat Multikultural Klik di Sini
4. Soal-soal Standar Ujian Nasional. Struktur Sosial Klik di Sini
5. Soal-soal Simulasi Ujian Nasional Sosiologi Kategori C4 dan C5 (HOTS). Materi Masyarakat Multikultural Klik di Sini
6. Soal-soal Simulasi Ujian Nasional Sosiologi Kategori C4 dan C5 (HOTS). Materi Struktur Sosial Klik di Sini
7. Soal-Soal Sosiologi Kelas XI. Kompetensi Masyarakat Multikultural
Media Klik di Sini
8. Soal-Soal Sosiologi Kelas XI. Kompetensi Dinamika Struktur Sosial Klik di Sini
9. Soal-Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Sosiologi Materi Kelas XI Bab 5. Masyarakat Multikultural Klik di Sini
10. Soal-Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Sosiologi Materi Kelas XI Bab

Media
1. Power Point 1
2. Power Point 2
3. Power Point 3
4. PPT Kelas XI Sosiologi Bab 3 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (K-2013)
5. Video Penunjang
6. Materi Pengayaan Sosiologi. Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial

e-Book
1. Bondet Wrahatnala. Sosiologi Kelas XI. Sosiologi 2
2. Elisanti. Titin Rostini. Sosiologi Kelas XI. Sosiologi 2
3. Bagja Waluya. Sosiologi Kelas XI. Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat
4. Suhardi. Sri Sunarti. Sosiologi Kelas XI. Sosiologi 2
5. Vina Dwi Laning. Sosiologi Kelas XI. Sosiologi 2 


Pengetahuan tentang Multikultural
1. Suku-Suku Bangsa yang Ada di Indonesia
2. Bahasa-Bahasa Derah yang Ada di Indonesia
3. Rumah-Rumah Adat yang Ada di Indonesia
 
Kamus
1. Kamus Sosiologi
2. Glosarium Sosiologi. Materi Kelas XI
3. Kamus Istilah Sosiologi. Materi Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial
4. Kamus Istilah Sosiologi. Materi Struktur Sosial
5. Pengertian, Ciri, dan Fungsi Struktur Sosial
6. Pengertian, Dasar, dan Bentuk Diferensiasi Sosial
7. Pengertian Lapisan Masyarakat (Stratifikasi Sosial) Menurut Ahli
8. Kamus Istilah Sosiologi. Masyarakat Multikultural
9. Pengertian Masyarakat Multikultural Menurut Ahli
10. Bentuk-bentuk Struktur Sosial Klik di Sini

Teori-Teori Sosiologi Relevan Materi
1. Biografi dan Autobiografi Tokoh-Tokoh Sosiologi
2. Konstruksi Teoretis Teori-Teori Sosiologi
3. Polemik Internal Teori-Teori Sosiologi
4. Teori-Teori Sosiologi dari Klasik, Kontemporer, dan Postmodern

Teori-Teori Filsafat Relevan Materi
1. Biografi Filsuf
2. Aliran-Aliran Filsafat
3. Teori-Teori Filsafat dari Yunani, Modern, dan Postmodern
4. Teori-Teori Cultural Studies

Artikel Terkait Lainnya
1. Artikel Sosiologi Terkait Materi
2. Pengetahuan Umum Terkait Materi
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 3. Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum 2013)"