Materi Sosiologi Kelas X Bab 1.2 Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)

Realitas Sosial sebagai Objek Kajian Sosiologi
Realitas Sosial sebagai Objek Kajian Sosiologi
C. Realitas Sosial sebagai Objek Kajian
Peter L. Berger dan Thomas Luckmann melihat bahwa realitas sosial memiliki dimensi objektif dan subjektif. Dimensi objektif dilihat dari adanya lembaga dan pranata sosial beserta nilai dan norma yang menunjukkan bahwa masyarakat cenderung menginginkan keteraturan. Karena itu, masyarakat cenderung mewariskan nilai dan norma kepada generasi berikutnya melalui proses internalisasi (sosialisasi). Namun demikian manusia memiliki peluang untuk melakukan interpretasi berbeda atas realitas yang diperolehnya melalui sosialisasi (sosialisasi tidak sempurna). Interpretasi yang berbeda ini secara kolektif akan membentuk sebuah realitas baru. Berger menyebut proses ini sebagai internalisasi.

Eksternalisasi ini berjalan lambat namun pasti. Proses ini mengakibatkan terjadinya perubahan aturan dan norma sosial. Demikian, manusia tak hanya dibentuk oleh masyarakat, tetapi juga mencoba untuk mengubah masyarakat, termasuk perubahan yang berakibat munculnya masalah-masalah sosial.

Masalah Sosial
Soerjono Soekanto mengatakan bahwa masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan sosial. Soerjono Soekanto membedakan masalah sosial menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
1) Masalah sosial dari faktor ekonomis, misalnya kemiskinan, pengangguran
2) Masalah sosial dari faktor biologis, misalnya penyakit menular
3) Masalah sosial dari faktor psikologis, misalnya penyakit saraf, bunuh diri, gila, dan lain-lain
4) Masalah sosial dari faktor kebudayaan, misalnya perceraian, pencurian, kenakalan remaja, konflik ras, dan lain-lain.

Dalam menentukan apakah suatu masalah merupakan masalah sosial atau tidak, para ahli sosiologi menggunakan beberapa dasar sebagai ukuran, yaitu sebagai berikut.
1) Kriteria umum
Unsur utama dari masalah sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisi nyata kehidupan. Dikarenakan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat berbeda dengan masyarakat lainnya maka apa yang dianggap sebagai suatu masalah utama belum tentu akan dianggap sama oleh masyarakat lainnya.

2) Sumber masalah sosial
Masalah sosial tidak hanya bersumber dari kondisi-kondisi atau proses-proses sosial, tetapi juga berasal dari bencana alam, misalnya gempa bumi, kemarau panjang, banjir, dan lain-lain.

3) Pihak yang menetapkan masalah sosial
Penetapan tentang hal mana yang menjadi masalah sosial biasanya dilakukan oleh sekelompok kecil individu yang mempunyai kekuasaan dan wewenang.

4) Masalah-masalah sosial nyata dan laten
Masalah-masalah sosial nyata adalah masalah sosial yang timbul sebagai akibat terjadinya kepincangan-kepincangan yang disebabkan tidak sesuainya tindakan dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat, dan masyarakat umumnya tidak menyukai kepincangan itu. Masalah sosial nyata keberadaannya diakui oleh masyarakat dan ada keyakinan dapat diatasi atau dihilangkan. Sedangkan masalah-masalah laten adalah masalah-masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat tetapi masyarakat tidak mengakuinya sebagai masalah di tengah-tengah mereka. Hal ini disebabkan oleh suatu ketidakberdayaan untuk mengatasinya.

5) Perhatian masyarakat
Suatu kejadian yang merupakan masalah sosial belum tentu menjadi perhatian masyarakat, sebaliknya suatu yang menjadi pusat perhatian juga belum tentu merupakan masalah sosial.

Beberapa Masalah Sosial Penting
1) Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu keadaan ketika seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
2) Kejahatan
3) Disorganisasi keluarga (keretakan)
4) Masalah generasi muda dalam masyarakat modern
5) Peperangan
6) Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat
a. Pelacuran
b. Kenakalan remaja
c. Alkoholisme
d. Korupsi

D. Kehidupan Sosial Sebagai Objektivitas
Dalam kehidupan masyarakat, muncul berbagai permasalahan sosial. Untuk menyikapi hal itu, kita hendaknya bersikap positif, tenggang rasa, kerja sama, solidaritas, dan toleransi. Kehidupan sosial masyarakat yang dapat dijadikan sebagai kajian sosiologi, misalnya kemajemukan masyarakat dan kesenjangan sosial.
a) Kemajemukan Masyarakat
Kemajemukan masyarakat Indonesia dapat dilihat secara horizontal dan vertikal. Kemajemukan secara horizontal, antara lain dari beragam ras, suku bangsa, dan agama. Adapun secara vertikal dapat dilihat dari pelapisan sosial masyarakat.

Ada beberapa faktor pendorong atau penyebab terbentuknya kemajemukan masyarakat Indonesia, yaitu sebagai berikut.
1) Keadaan geografis Indonesia
2) Pengaruh kebudayaan asing
3) Iklim yang berbeda

Kenyataan keanekaragaman bangsa Indonesia tentunya mempunyai potensi terjadinya konflik sosial. Potensi konflik ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut.
1) Harga diri dan kebanggaan kelompok terusik
2) Pendirian atau sikap yang berbeda
3) Kebudayaan yang dimiliki setiap etnis berbeda
4) Kepentingan politik, ekonomi, dan kekuasaan berbenturan
5) Perubahan yang terlalu cepat sehingga mengganggu keseimbangan sistem dan keamanan

Manfaat keberagaman sosial budaya
1) Perbendaharaan bahasa Indonesia dapat diperkaya oleh bahasa daerah sebagai salah satu unsur kebudayaan daerah
2) Potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata Indonesia yang mendatangkan devisa
3) Melalui hubungan yang harmonis antarmasyarakat kearifan budaya lokal dapat digali
4) Dengan keberagaman kita dapat duduk bersama saling menghargai dan saling membantu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi
5) Keberagaman dapat mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak dimonopoli oleh satu orang atau satu kelompok saja. Masyarakat multikultur menganggap bahwa dengan saling mengenal dan saling menghargai budaya lain, dapat tercipta kehidupan yang penuh toleransi sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang aman dan sejahtera
6) Keberagaman membuat masyarakat lebih toleran dan berpikir terbuka.

Keberagaman agama dan kepercayaan di Indonesia
Secara etimologis istilah agama berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu a yang berarti tidak, dengan gamae yang berarti kacau, tidak teratur, atau tidak tetap. Jadi secara harfiah agama berarti suatu yang tidak kacau, teratur, tetap atau kekal. Berikut beberapa definisi agama menurut ahli, klik di sini.

Dalam masyarakat Indonesia, agama memegang peranan penting. Hal ini tercermin dalam ideologi bangsa Indonesia, yaitu sila pertama Pancasila. Selain itu, tertuang dalam UUD 1945 pasal 29 ayat 1 yang berbunyi negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya.

Aspek-aspek agama
Agama terdiri dari beberapa aspek yaitu sebagai berikut.
1) Kepercayaan keagamaan
2) Ritus-ritus keagamaan
3) Simbol keagamaan
4) Pengalaman keagamaan
5) Masyarakat agama

Agama dan kepercayaan di Indonesia
Penduduk Indonesia pun memiliki agama asli berupa kepercayaan animisme dan dinamisme sebagaimana masih dapat kita temui hari ini. Selain karena letak geografis Indonesia yang strategis yang menyebabkan bangsa asing bisa dengan mudah keluar masuk Indonesia dan menyebarkan kepercayaan mereka, bangsa Indonesia pun memiliki sikap terbuka terhadap pengaruh budaya dari luar. Oleh karena itu, terbentuklah beranekaragam agama dan kepercayaan yang dianut oleh bangsa Indonesia.

Fungsi agama
Emile Durkheim, seorang sosiolog Prancis, menyatakan bahwa agama memiliki fungsi positif bagi integrasi masyarakat, baik pada tingkat mikro maupun makro. Pada tingkat mikro, agama berfungsi membantu orang beriman mengetahui kebenaran yang tidak diketahui oleh orang yang tidak beriman. Selain itu, agama juga menjadikan seseorang lebih kuat. Pada tingkat makro, agama mempunyai fungsi memperkuat perasaan dan ide kolektif yang menjadi ciri dan inti persatuan masyarakat.

Prinsip kesetaraan dalam mensyukuri keberagaman agama
Dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, perbedaan agama merupakan realitas sosial yang harus disikapi dengan bijaksana, salah satunya adalah dengan mensyukuri keberagaman tersebut sebagai anugerah Tuhan Yang Mahakuasa. Dengannya, keberagaman agama yang ada bukanlah hal yang harus dipertentangkan melainkan dikelola dengan baik, baik secara struktural maupun kultural.

b) Kesenjangan Sosial Ekonomi
Secara etimologis kesenjangan berarti tidak seimbang, tidak simetris, atau berbeda. Kesenjangan sosial ekonomi dapat diartikan sebagai tingkat pertumbuhan sosial ekonomi yang tidak sama. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial ekonomi antara lain sebagai berikut.
1) Tidak meratanya pembagian hasil pembangunan antardaerah sebagai akibat kebijakan politik dan kekurangsiapan sumber daya manusia (SDM)
2) Menurunnya pendapatan per kapita sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi tanpa diimbangi peningkatan produktivitas
3) Rendahnya mobilitas sosial sebagai akibat sikap mental tradisional yang kurang menyukai persaingan dan kewirausahaan
4) Hancurnya industri kerajinan rakyat sebagai akibat monopoli para pengusaha yang bermodal besar

Upaya mengurangi kesenjangan sosial ekonomi
1) Meningkatkan kemampuan manajemen berusaha
2) Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA)
3) Memaksimalkan fungsi KUT, KUD, dan Bank Perkreditan Rakyat
4) Menyalurkan kredit investasi kecil (KIK), Kredit Candra Kulak (KCK), dan lain-lain
5) Peningkatan dan pembinaan ekonomi kerakyatan, seperti koperasi dan sektor informal
6) Meningkatkan kerja sama antara pengusaha besar dan pengusaha kecil dengan sistem bapak asuh

E. Gejala Sosial
Pengertian Gejala Sosial
Gejala sosial adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara dan oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok (Gulo, 2010). Suatu peristiwa atau proses disebut gejala sosial karena perilaku oleh individu yang terlibat di dalamnya saling terkait. Menurut Durkheim, gejala sosial harus dipahami sebagai fakta objektif di luar kehidupan subjektif individu. Gejala sosial antara lain mencakup gejala ekonomi, gejala politik, gejala budaya dan gejala moral.

Contoh gejala sosial antara lain adalah kemiskinan, kejahatan, perang, kewirausahaan, dan persamaan gender. Setiap gejala sosial menjadi dampak sekaligus penyebab dari gejala sosial yang lain. Misalnya keyakinan agama mempengaruhi praktik ekonomi. Kepentingan ekonomi menentukan teori politik.

Karakteristik gejala sosial
1) Gejala sosial sangat kompleks
2) Gejala sosial beranekaragam
3) Gejala sosial tidak bersifat universal
4) Gejala sosial bersifat dinamis
5) Gejala sosial tidak mudah dimengerti
6) Gejala sosial kurang objektif
7) Gejala sosial bersifat kualitatif
8) Gejala sosial sulit  diprediksi

Bentuk dan jenis gejala sosial
Berbagai gejala sosial tersebut, menurut Guglielmo Carchedi, dapat dikelompokkan dalam bentuk gejala sosial yang menentukan (the determinan sosial phenomenon) dan bentuk gejala sosial yang ditentukan (the determined sosial phenomenon).

Gejala sosial yang menentukan merupakan bentuk gejala sosial yang mengkondisikan keberadaan gejala sosial yang ditentukan. Gejala sosial yang ditentukan merupakan bentuk gejala sosial yang menjadi kondisi reproduksi atau menggantikan gejala sosial yang menentukan.

Gejala-gejala sosial, menurut Pitirim A. Sorokin, dapat dikelompokkan dalam berbagai jenis. Di antaranya adalah sebagai berikut.
1) Gejala sosial religius. Misalnya perayaan panen padi
2) Gejala sosial ekonomi. Misalnya gejala menurunnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pengangguran.
3) Gejala sosial politik. Misalnya, terjadinya praktik politik uang untuk memenangkan pemilu.
4) Gejala sosial hukum. Misalnya, ketidakdisiplinan pengendara sepeda motor di jalan raya.

Berdasarkan tingkatannya, menurut Norman Blaikie, ada tingkatan gejala sosial.
1) Gejala sosial mikro terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sosial sehari-hari.
2) Gejala sosial meso terjadi pada organisasi, masyarakat, massa dan gerakan sosial
3) Gejala sosial makro terjadi dalam entitas sosial yang lebih besar


Klik warna biru untuk link

Download


Lihat Juga
1. Materi Pertemuan 2. Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat Bag.2 Kelas X IPS [With Voice] Youtube Link. https://youtu.be/iG0HzY21QIA
2. Video Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Youtube Chanel. https://youtu.be/Q9Xh1qWW668 ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah.
3. Video Fungsi dan Peran Sosiologi (Youtube Chanel. https://youtu.be/h58uD8ygmic ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah...
4. [Video] Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat Bagian (2) (Youtube Chanel. https://youtu.be/de2wA27WELY )
5. Video Sosiologi sebagai Ilmu tentang Masyarakat (Youtube Chanel. https://youtu.be/nnG_Roj83S0 ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah.

Sumber
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2016. Sosiologi; Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial; untuk SMA/MA Kelas X. Esis Erlangga. Jakarta


Soal-Soal
1. Soal Pilihan Ganda
2. Soal Esai 
3. Soal Pilihan Ganda Evaluasi Semester 1
4. Soal Esai Evaluasi Semester 1
5. Soal Uji Kompetensi Pilihan Ganda
6. Soal Uji Kompetensi Uraian 
7. Soal Uji Kompetensi Pilihan Ganda Evaluasi Semester 1
8. Soal Uji Kompetensi Uraian Evaluasi Semester 1

Soal-Soal Lain
1. Soal-soal Standar Ujian Nasional. Fungsi Sosiologi dalam Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat Klik di Sini
2. Soal-soal Simulasi Ujian Nasional Sosiologi Kategori C4 dan C5 (HOTS). Materi Fungsi Sosiologi Sebagai Ilmu Klik di Sini
3. Soal-Soal Sosiologi Kelas X. Kompetensi Teori dan Pengetahuan Sosiologi Klik di Sini
4. Soal-Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Sosiologi Materi Kelas X Bab 1. Sosiologi sebagai Ilmu Klik di Sini
5. Soal Ujian Nasional Sosiologi 2012-2017 Kompetensi Teori dan Pengetahuan Sosiologi Klik di Sini 

Media
1. Power Point Bag. 1
2. Power Point Bag. 2
3. PowerPoint PR Sosiologi 10 A Ed. 2019
4. Video Penunjang
5. Materi Pengayaan Sosiologi. Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat

Perangkat Pembelajaran 
1. Perangkat Pembelajaran Buku Kerja I Sosiologi Kelas X Semester Ganjil
2. Perangkat Pembelajaran Buku Kerja II Sosiologi Kelas X Semester Ganjil
3. Analisis Alokasi Waktu Sosiologi Kelas X Semester Ganjil
4. Program Tahunan Sosiologi Kelas X Semester Ganjil
5. Program Semester Sosiologi Kelas X Semester Ganjil
6. Silabus Sosiologi Kelas X Semester Ganjil
7. Rekapitulasi Metode Pembelajaran Sosiologi Kelas X Semester Ganjil
8. Penentuan KKM-KBM Sosiologi Kelas X Semester Ganjil
9. Jurnal Guru Sosiologi Kelas X Semester Ganjil
10. RPP Ke-1 Sosiologi Kelas X Semester Ganjil
11. RPP Ke-2 Sosiologi Kelas X Semester Ganjil 


Kamus
1. Kamus Sosiologi
2. Glosarium Sosiologi. Materi Kelas X
3. Kamus Istilah Sosiologi. Materi Sosiologi Sebagai Ilmu 
4. Glosarium Materi Sosiologi Kelas X (Kurikulum Revisi 2016) 

Teori-Teori Sosiologi Relevan Materi
1. Biografi dan Autobiografi Tokoh-Tokoh Sosiologi
2. Konstruksi Teoretis Teori-Teori Sosiologi
3. Polemik Internal Teori-Teori Sosiologi
4. Teori-Teori Sosiologi dari Klasik, Kontemporer, dan Postmodern

Teori-Teori Filsafat Relevan Materi
1. Biografi Filsuf
2. Aliran-Aliran Filsafat
3. Teori-Teori Filsafat dari Yunani, Modern, dan Postmodern
4. Teori-Teori Cultural Studies

Artikel Terkait Lainnya
1. Artikel Sosiologi Terkait Materi
2. Pengetahuan Umum Terkait Materi
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Materi Sosiologi Kelas X Bab 1.2 Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)"