Max Scheler

Biografi Max Scheler
Max Scheler
Riwayat hidup dan karya-karyanya
Max Scheler (1874-1928) pada tahun 1874 dilahirkan di Munchen, ibu kota daerah Bayern (Bavaria) di Jerman Selatan, suatu daerah yang mayoritas Katolik. Ibunya adalah orang Yahudi dan ayahnya beragama Protestan. Pada tahun 1889, ketika ia baru 15 tahun umurnya dan masih pelajar gymnasium (sekolah menengah) di Munchen ia masuk agama Katolik. Sembilan tahun kemudian, pada tahun 1898, ia meninggalkan Gereja Katolik, karena suatu konflik moral.

Ia mau menikah dengan seorang wanita yang sudah pernah menikah sebelumnya lalu cerai; dan Gereja Katolik tidak dapat membenarkan pernikahan serupa itu. Tetapi biarpun ia sudah di luar gereja, agama Katolik tetap mempengaruhi pemikirannya secara mendalam. Ia belajar pada universitas di Munchen, Berlin, dan Jena. Pada tahun 1897 ia meraih gelar doktor filsafat di bawah bimbingan Profesor Rudolf Eucken di Jena berdasarkan karangan Beitrage zur Festellung der Beiziehungen den logischen und ethichen Prinzipien (Sumbangan pikiran untuk menetapkan hubungan antara prinsip-prinsip logis dan etis). Eucken adalah seorang filsuf yang dengan gigih menentang dominasi positivisme dan materialisme pada waktu itu. Ia menekankan adanya roh di samping materi, dengan menitikberatkan nilai-nilai manusiawi seperti moralitas, agama, kebudayaan. Dalam masa mudanya Scheler sangat mengagumi Eucken dan pengaruh Eucken kentara sekali dalam karya-karya masa mudanya, tetapi membekas juga—biarpun tidak lagi dengan cara begitu mencolok—dalam karya-karya kemudian.

Pada tahun 1900 ia mencapai habilitation di Jena dengan karangan tentang Die transzendentale und die psychologische Method (Metode transendental dan psikologis). Sesudah itu ia menjadi dosen (privatdozent) di Jena, dan sejak tahun 1907 ia memangku jabatan yang sama di kota asalnya, Munchen. Di sana ia bercerai dari istrinya yang pertama, tetapi oleh bekas istrinya itu ia diajukan ke pengadilan. Proses pengadilan ini menarik banyak perhatian dan sebagai akibat oleh universitas dicabut izin mengajar. Ia pindah ke Berlin. Setelah agak lama ia berdiam diri dan tidak mengeluarkan karya yang berarti (kecuali beberapa artikel kecil), pada tahun 1912-1913 mulai suatu periode amat subur akan publikasi-publikasi, yang praktis berlangsung sampai kematiannya. 


Pada tahun 1912 terbit Ueber Ressentiment und moralisches Werturteil (Tentang resentimen dan putusan nilai moral). Lebih penting lagi adalah kedua buku berikut ini. Pada tahun 1913 diterbitkannya Wesen und Formen der Sympathie (Hakikat dan bentuk-bentuk simpati), yang dapat dipandang sebagai ajaran filosofisnya tentang manusia. Persis sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1923, buku yang sama terbit lagi dengan suatu edisi baru dan lebih lengkap. Pada tahun 1913 pula diterbitkan Der Formalismus in der ethik und die materiale Wertethik (Formalisme dalam etika dan etika-nilai yang bersifat material), di mana ia mengkonfrontasikan pendiriannya di bidang etika dengan etika Kant.

Meletusnya Perang Dunia I merupakan peristiwa yang sangat mengesankan bagi Scheler. Sebagai sukarelawan ia melamar masuk ketentaraan, tetapi karena alasan-alasan medis ia tidak diterima. Namun ia bertekad mengabdi kepada tanah airnya pada saat yang rawan itu dengan cara lain dan menjadi salah seorang pemimpin intelektual. Melalui ceramah-ceramah, artikel-artikel, beberapa buku, dan dengan cara-cara lain lagi (misalnya, sebagai utusan pemerintah Jerman ke Belanda dan Swis) ia bekerja bagi negerinya. Sekitar waktu yang sama ia kembali lagi ke Gereja Katolik. Pada tahun 1916 ia mengalami semacam pertobatan dan untuk beberapa waktu ia berada di biara rahib-rahib Benediktin di Beuron. Dalam karya-karyanya pun pendirian-pendiriannya semakin diresapi oleh alam pikiran tradisi Katolik. Pada tahun 1921 ia mengeluarkan buku Vom Ewigen im Manschen (Tentang yang abadi dalam diri manusia) di mana dibeberkan pandangannya dalam bidang filsafat agama.

Dua tahun sebelumnya ia sudah diangkat menjadi profesor pada Universitas Koln (suatu universitas baru pada waktu itu), merangkap direktur Forschungsinstitute fur Sozialwissenschaften (Institut penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial) pada universitas yang sama. Karena itu di Koln perhatiannya semakin dipusatkan pada masalah-masalah sosiologis dan ia menerbitkan antara lain Schriften zur Soziologie und Weltanschauungslehre (1924) (Karangan-karangan tentang sosiologi dan ajaran di bidang pandangan dunia), tiga jilid, dan Die Wissensformen und die Gesellschaft (1926) (Bentuk-bentuk pengetahuan dan masyarakat).

Suatu peristiwa dramatis dalam kehidupan Scheler terjadi pada tahun 1922. Pada tahun itu sekali lagi ia memutuskan hubungannya dengan Gereja Katolik dan sekarang secara definitif. Ini kali juga alasannya adalah persoalan sekitar suatu pernikahan baru. Tetapi dapat diperkirakan bahwa masih ada alasan-alasan lain lagi, seperti misalnya semakin kurang senang rasanya dengan dogmatisme yang dialaminya dalam Gereja Katolik. Keretakan dalam hidup moral kali ini—lain dari tahun 1898—mengakibatkan suatu keretakan juga dalam filsafatnya. Pemikirannya dalam bidang agama berkembang ke arah panteisme. Tidak lama sebelum kematiannya ia menerbitkan sebuah buku kecil di mana posisi baru itu kentara sekali, judulnya Die Stellung des Menschen im Kosmos (1928) (Kedudukan manusia dalam kosmos). Akhirnya ia diundang menjadi profesor di Frankfurt, tetapi secara mendadak ia meninggal di sana pada tahun 1928 karena serangan jantung, sebelum sempat memulai kuliah-kuliahnya. Semua karangan Scheler, termasuk juga karangan-karangan yang tidak sampai dipublikasikan selama hidupnya, dikumpulkan serta diterbitkan oleh Maria Scheler dan Manfred Frings sebagai Max Scheler, Gesammelte Werke, 13 jilid.


Ket. klik warna biru untuk link


Baca Juga
1. Max Scheler. Fenomenologi
2. Max Scheler. Ajaran tentang Etika

Sumber
Bertens. K. 2002. Filsafat Barat Kontemporer; Inggris-Jerman. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta


Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Max Scheler"