Nicolai Hartmann

Biografi Nicolai Hartmann
Nicolai Hartmann
Riwayat hidup dan karya-karyanya
Nicolai Hartmann lahir di Riga, Latvia, pada tahun 1882. Di kota asalnya ia belajar ilmu kedokteran dan filologi klasik, tetapi karena semakin tertarik akan filsafat, ia mengubah haluan dan mulai mempelajari filsafat di kota Marburg, yang pada waktu itu salah satu pusat aliran neokantianisme, seperti sudah kita ketahui. Dapat dimengerti bahwa Hartmann pun selama pendidikannya diresapkan oleh suasana neokantianisme. Pada tahun 1909 ia memperoleh Habilitation dengan karyanya Platons Logik des Seins (Logika Plato tentang Ada).

Ia mengganti Paul Natorp sebagai profesor di Marburg. Antara tahun 1923 dan tahun 1925 ia bekerja di fakultas yang sama bersama dengan Martin Heidegger, tetapi hampir tidak ada kontak antara dua pemikir yang sangat berbeda ini dan tidak ada pengaruh filosofis satu sama lain. Sejak tahun 1921 Hartmann menyatakan bahwa ia termasuk fenomenologi, tetapi di bawah ini akan menjadi jelas lagi bahwa pernyataan itu tidak berarti ada persamaan pemikiran pada Hartmann dan Husserl. Sejauh diketahui, tidak pernah ada kontak langsung antara Hartmann dan pendiri fenomenologi itu.

Lebih erat hubungannya dengan Max Scheler. Pada tahun 1925 Hartmann diangkat sebagai profesor diangkat sebagai profesor di Universitas Koln, tempat Scheler mengajar juga. Terutama dalam menulis bukunya tentang etika, Hartmann secara mendalam dipengaruhi oleh pemikiran Scheler. Pada tahun 1931 ia menjadi profesor di Berlin. Sepanjang zaman nasional-sosialisme, di hadapan umum tidak pernah ia mencetuskan pendirian pribadinya di bidang politik, tidak pro dan kontra rezim Hitler. Waktu Perang Dunia II ia bekerja terus. Malah ketika kota Berlin dikepung dan diserbu tentara sekutu, menurut kesaksian istrinya, setiap hari ia tetap menulis jatah halaman yang direncanakan. Sesudah kota Berlin jatuh, ia melarikan diri ke Gottingen (1945) dan menjadi profesor di sana. Dalam perjalanan ia kehilangan naskah untuk buku yang sedianya berjudul Logik (Logika). Di kota itu pun ia meninggal dunia pada tahun 1950.

Dalam seluruh abad ke-20 barangkali tidak ada filsuf kedua yang menulis tentang begitu banyak topik filosofis yang berbeda-beda seperti Hartmann. Ia menulis tentang hampir semua cabang filsafat mempunyai jasa-jasa pula di bidang sejarah filsafat. Di antara karya-karyanya yang utama boleh disebut: Grundzuge einer Metaphysik der Erkenntnis (1921) (Metafisika pengenalan menurut garis besarnya); Ethik (1926) (Etika); Das problem des geistigen Seins (1933) (Fenomena-fenomena kultural sebagai problem); Zur Grundlegung der Ontologie (1935) (Demi pendasaran ontologi); Moglichkeit und Wirklichkeit (1938) (Kemungkinan dan kenyataan); Der Aufbau der realen Welt (1940) (Konstruksi dunia real); Philosophie der Natur (1950) (Filsafat alam); Aesthetik (1953; diterbitkan oleh Frida Hartmann) (Estetika).

Sebuah catatan lagi tentang cara menulis Hartmann. Karya-karyanya ditulis dengan gaya bahasa yang jelas dan enak dibaca. Memang benar, kadang-kadang cara menulis ini menyesatkan kita, sebab gaya bahasa yang jelas ini tidak selalu mengejawantahkan pemikirannya yang jelas pula. Tetapi bagaimanapun juga, cara menulis ini pantas dipuji, terlebih karena agak langka ditemukan pada filsuf-filsuf Jerman. Boleh ditambah lagi bahwa karya-karyanya selalu mencolok mata karena tersusun dengan cara rapi dan teratur sehingga si pembaca tidak perlu kehilangan jalan, biarpun buku-bukunya tebal dan uraiannya panjang lebar. Hartmann adalah filsuf yang bercorak sistematis, dalam arti bahwa semua macam masalah filosofis dibahas olehnya menurut kaitannya satu sama lain. Tetapi ia sendiri menolak predikat sistematis untuk menunjukkan pemikirannya.

Maksudnya ialah menolak suatu sistematisitas seperti yang dipraktekkan dalam filsafat Hegel, misalnya. Filsafat tidak merupakan suatu sistem yang mencoba mengasalkan semua problem kepada suatu kesatuan terakhir. Filsafat Hartmann tidak mau memaksa kesatuan, karena pemikiran filosofis harus menelusuri pluralitas yang menandai realitas itu sendiri. Sering kali kita tidak dapat memastikan bagaimana hubungan antara satu taraf dengan taraf yang lain, antara satu entitas dengan entitas yang lain. Menurut Hartmann, filsuf tidak perlu merasa malu, jika suatu permasalahan tetap tinggal terbuka. Dan sesudah pembahasan yang luas dan mendetail ia sendiri tidak jarang mengakui tentang salah satu problem bahwa pemecahan yang memadai tidak dapat diberikan.


Ket. klik warna biru untuk link


Baca Juga
Nicolai Hartmann (1882-1950)

Sumber
Bertens. K. 2002. Filsafat Barat Kontemporer; Inggris-Jerman. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta


Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Nicolai Hartmann"