Jean Piaget. Perkembangan Intelektual

Jean Piaget tentang Perkembangan Intelektual
Perkembangan Intelektual
Dalam perkembangan intelektual ada tiga aspek yang diteliti oleh Piaget, yaitu struktur, isi (konten), dan fungsi.

1. Struktur
Untuk sampai pada pengertian struktur, diperlukan suatu pengertian yang erat hubungannya dengan struktur, yaitu pengertian operasi. Piaget berpendapat bahwa ada hubungan fungsional antara tindakan fisik dan tindakan mental dan perkembangan berpikir logis anak-anak. Tindakan (action) menuju pada perkembangan operasi dan operasi selanjutnya menuju pada perkembangan struktur. Operasi mempunyai empat ciri.

Pertama, operasi merupakan tindakan-tindakan yang diinternalisasi. Ini berarti antara tindakan-tindakan itu, baik tindakan mental maupun tindakan fisik, tidak terdapat garis pemisah. Misalnya, bila seorang anak mengumpulkan semua kelereng kuning dan merah, tindakannya ialah merupakan baik tindakan mental maupun fisik. Secara fisik ia memindahkan kelereng-kelereng itu, tetapi tindakannya itu dibimbing oleh hubungan sama dan berbeda yang diciptakan dalam pikirannya.

Kedua, operasi-operasi itu reversibel. Misalnya, menambah dan mengurangi merupakan operasi yang sama yang dilakukan dengan arah yang berlawanan: 2 dapat ditambahkan pada 1 untuk memperoleh 3; atau 1 dapat dikurangi dari 3 untuk memperoleh 2.

Ciri yang ketiga ialah tidak ada operasi yang berdiri sendiri. Suatu operasi selalu berhubungan dengan struktur atau sekumpulan operasi. Misalnya operasi penambahan-pengurangan berhubungan dengan operasi klasifikasi, pengurutan, dan konservasi bilangan. Operasi itu saling membutuhkan. Jadi, operasi itu adalah tindakan-tindakan mental yang terinternalisasi, reversibel, tetap, dan terintegrasi dengan struktur-struktur dan operasi-operasi lainnya.

Struktur yang juga disebut skemata merupakan organisasi mental tingkat tinggi, satu tingkat lebih tinggi dari individu waktu ia berinteraksi dengan lingkungannya. Struktur yang terbentuk lebih memudahkan individu itu menghadapi tuntutan-tuntutan yang makin meningkat dari lingkungannya. Diperolehnya suatu struktur atau skemata berarti telah terjadi suatu perubahan dalam perkembangan intelektual anak.

2. Isi
Aspek kedua yang menjadi perhatian Piaget ialah aspek isi. Hal yang dimaksud dengan isi ialah pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respons yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya.

Antara tahun 1920 dan 1930 perhatian Piaget dalam penelitiannya tertuju pada isi pikiran anak, misalnya perubahan dalam kemampuan penalaran semenjak kecil sekali hingga agak besar, konsepsi anak tentang alam sekitarnya, yaitu pohon-pohon, matahari, bulan, dan konsepsi anak tentang beberapa peristiwa alam, seperti bergeraknya awan dan sungai. Sesudah tahun 1930, perhatian penelitian Piaget lebih dalam. Dari deskripsi pikiran-pikiran anak, ia beralih pada analisis proses dasar yang melandasi dan menentukan isi itu (Ginsburg, 1979).

3. Fungsi
Fungsi ialah cara yang digunakan organisme untuk membuat kemajuan-kemajuan intelektual. Menurut Piaget, perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi, yaitu organisasi dan adaptasi.

Organisasi memberikan pada organisme kemampuan untuk mensistematikkan atau mengorganisasi proses fisik atau psikologis menjadi sistem yang teratur dan berhubungan atau terstruktur. Dalam lingkungan fisik misalnya, ikan memiliki sejumlah struktur yang membuat ikan berfungsi secara efektif di dalam air, yaitu insang, sistem sirkulasi, mekanisme suhu. Semua struktur ini bekerja sama secara efisien untuk mempertahankan ikan itu di lingkungannya. Koordinasi secara fisik ini merupakan hasil kecenderungan organisasi.

Kecenderungan organisasi juga terdapat pada tingkat psikologis. Seorang bayi mempunyai struktur-struktur perilaku untuk memfokuskan visual dan memegang secara terpisah. Pada suatu saat dalam perkembangannya, bayi itu dapat mengorganisasi kedua struktur perilaku ini menjadi struktur tingkat tinggi dengan memegang suatu benda sambil melihat benda itu. dengan organisasi, struktur fisik dan psikologis diintegrasi menjadi struktur tingkat tinggi.

Fungsi kedua yang melandasi perkembangan intelektual ialah adaptasi. Semua organisme lahir dengan kecenderungan untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi pada lingkungan mereka. Cara adaptasi ini berbeda antara organisme yang satu dengan organisme yang lain. Adaptasi terhadap lingkungan dilakukan melalui dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi. Dalam proses asimilasi seseorang menggunakan struktur atau kemampuan yang sudah ada untuk menghadapi masalah yang dihadapinya dalam lingkungannya. Dalam proses akomodasi, seseorang memerlukan modifikasi struktur mental yang ada dalam mengadakan respons terhadap tantangan lingkungannya.

Contoh berikut menunjukkan hubungan antara asimilasi dan akomodasi. Seorang anak mengetahui bahwa cara membuka laci dengan menarik harus mengembangkan gerakan-gerakan tangan baru untuk membuka laci dengan cara memutar tombol, ia harus berakomodasi terhadap lingkungannya. Namun, sekali ia telah mempelajari respons baru ini, ia akan dapat mengingat urutan perilaku untuk membuka laci semacam ini. Ia mengadakan asimilasi terhadap lingkungannya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa bila seseorang memiliki pola perilaku untuk berinteraksi dengan lingkungannya, ia mengadakan asimilasi. Bila ia tidak memiliki sekumpulan perilaku untuk menghadapi suatu situasi, ia harus mengubah pola responsnya dan berakomodasi terhadap lingkungannya.

Bagi Piaget, adaptasi merupakan suatu keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Andaikata dengan proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi pada lingkungannya, terjadilah keadaan ketidakseimbangan (disekuilibrium). Akibat ketidakseimbangan ini adalah akomodasi dan struktur-struktur yang ada mengalami perubahan atau timbul struktur baru. Pertumbuhan intelektual merupakan proses terus-menerus tentang keadaan ketidakseimbangan dan keadaan ketimbang (diseqilibrium-equilibrium). Akan tetapi, bila terjadi kembali kesetimbangan, individu itu berada pada tingkat intelektual yang lebih tinggi daripada sebelumnya.

Adaptasi dapat diterapkan pada belajar dalam kelas. Perkembangan kognitif sebagian bergantung pada akomodasi. Siswa harus memasuki area yang tidak dikenal untuk dapat belajar. Ia tidak dapat hanya mempelajari apa yang telah diketahuinya dan ia tidak dapat mengandalkan asimilasi. Dalam pelajaran yang tidak memberikan hal-hal baru, siswa mengalami overassimilation. Kedua keadaan ini tidak memperlancar pertumbuhan kognitif. Hal yang perlu diusahakan ialah adanya keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi.

Telah diuraikan di atas bahwa ada tiga aspek pertumbuhan intelektual, yaitu struktur, isi, dan fungsi. Selama anak tumbuh, struktur dan isinya berubah, tetapi fungsi-fungsinya tetap sama. Fungsi-fungsi organisasi dan adaptasi melahirkan satu seri tingkat perkembangan. setiap tingkat mempunyai struktur psikologis tertentu atau khas yang menentukan kemampuan berpikir anak. Secara singkat dapat dikemukakan bahwa perkembangan intelektual merupakan suatu konstruksi satu seri struktur mental. Setiap struktur baru didasarkan pada kemampuan tertentu sebelumnya, tetapi pada saat yang sama melibatkan hasil-hasil pengalaman. Oleh karena itu, perkembangan intelektual merupakan suatu proses konstruksi yang aktif dan dinamis yang berlangsung dari perilaku bayi hingga bentuk-bentuk berpikir masa remaja.

Bagi Piaget, intelegensi ialah jumlah struktur yang tersedia yang dapat digunakan seseorang pada saat-saat tertentu dalam perkembangannya (Dembo, 1978).


Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga. Jakarta


Download

Baca Juga
1. Jean Piaget. Biografi Psikolog
2. Jean Piaget. Teori Perkembangan Kognitif
3. Jean Piaget. Perkembangan Kognitif
4. Jean Piaget. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif
5. Jean Piaget. Tahap Pemikiran Pra-Operasional
6. Jean Piaget. Tahap Operasi Berpikir Konkret
7. Jean Piaget. Tahap Operasi Berpikir Formal
8. Empirisme, Rasionalisme, dan Teori Jean Piaget
9. Jean Piaget. Tingkat Perkembangan Intelektual 
10. Jean Piaget. Faktor-faktor yang Menunjang Perkembangan Intelektual
11. Jean Piaget. Pengetahuan Fisik, Logika-Matematika, dan Sosial
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Jean Piaget. Perkembangan Intelektual"