Nawal El-Saadawi. Biografi dan Pemikiran

Biografi dan Pemikiran Nawal El-Saadawi
Nawal El-Saadawi
Nawal El Saadawi, bukanlah nama yang asing bagi para aktivis perempuan dunia. Namun, bagi masyarakat awam di Indonesia mungkin belum banyak mengenalnya. Perempuan bernama Nawal El Saadawi ini terlahir di Mesir, tepatnya di Kafr Tahla – Tepi Sungai Nil. Di usianya yang 81 tahun sekarang, Nawal justru semakin garang dalam menyuarakan apa yang diyakininya sebagai kebenaran. Nawal El Saadawi tidak hanya dikenal sebagai aktivis perempuan, tapi juga seorang dokter dan penulis.

Nawal dilahirkan sebagai anak tertua dari sembilan bersaudara pada 27 Oktober 1931. Ayahnya adalah seorang pejabat pemerintahan di Kementerian Pendidikan yang berjuang melawan kekuasaan Raja dari Inggris dalam revolusi tahun 1919. Karena keterlibatannya melawan kekuasaan Raja dari Inggris inilah, sang ayah diasingkan di sebuah kota kecil di Delta Sungai Nil dan pemerintah menghukumnya dengan tidak mempromosikan dirinya selama 10 tahun. Dari ayahnya ini pula, Nawal belajar menjadi seorang yang maju. Ayahnya mengajarkan kepada putrinya supaya menghormati diri sendiri dan menyuarakan pemikirannya. Kematian kedua orang tua Nawal memaksa Nawal menjadi tulang punggung keluarga.

Sejak muda memang Nawal sudah tergerak untuk memerdekakan diri sendiri dan kaum perempuan. Banyak hambatan dan rintangan, apalagi bagi perempuan desa seperti Nawal. Meskipun banyak pembatasan bagi perempuan desa dalam tradisi kebudayaan Arab dan sistem politik ciptaan penguasa kolonial, Nawal masih bisa menempuh studi di Universitas Kairo dan lulus pada tahun 1955 dengan gelar dokter dalam psikiatri. Ia menjadi lulusan terbaik dari 50 orang perempuan di antara  ratusan mahasiswa lelaki pada tahun kelulusannya. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Nawal membuka praktek psikiatri mengabdi pada negara dan akhirnya naik menjadi Direktur Kesehatan Masyarakat Mesir. El Saadawi bertemu suaminya Sheriff Hetata yang sama-sama berprofesi seorang dokter, saat bekerja di Departemen Kesehatan di mana keduanya berbagi kantor bersama-sama. Mereka menikah pada tahun 1964 dan memiliki seorang putra dan seorang putri.

Sebagai seorang intelektual sekaligus pejuang hak-hak perempuaan, El Saadawi beberapa kali mengadakan kegiatan ilmiah, antara lain; penelitiaan dan kajian sosial tentang perempuan, terutama masalah tentang bias gender ataupun ketidakadilan gender. Pada tahun 1969 ia melakukan penelitian dan perjalanan ilmiah ke Sudan. perjalanannya ke Sudan ini dalam rangka melihat lebih dekat praktek-praktek penyunatan terhadap perempuaan yang dilakukan secara tradisional, menyakitkan dan sangat berbahaya terhadap keselamatan bagi perempuaan itu sendiri. Melihat praktek-praktek penyunatan terhadap perempuaan tersebut, di Mesir sendiri penyunatan itu dilakukan dengan cara hanya memotong sebagiaan dari klitoris, tetapi di Sudan pemotongan tersebut dilakukan pada klitoris dan dua bibir luar vagina. Akibat dari penyunatan yang tidak mengenal medis itu, banyak dari kaum perempuan yang terkena infeksi akut sehingga mereka tersiksa selama hidupnya. Bahkan diantara mereka tidak sedikit yang kehilangan nyawanya sebagai akibat dari cara-cara yang primitif dan tidak manusiawi dalam praktek sunat perempuan tersebut.

Nawal el-Saadawi terkenal di Mesir sebagai penulis, novelis dan pejuang untuk hak-hak perempuan dan pekerja miskin.  Dia memulai menulis pada tahun 1944 saat ia berusia 13 tahun. Dia telah menerbitkan lebih dari empat puluh buku, dicetak ulang dan diterbitkan kembali dalam bahasa Arab, dan banyak dibaca  di negaranya dan semua negara-negara Arab. Dia telah mencapai luas pengakuan internasional setelah terjemahan dari pekerjaannya menjadi lebih tiga puluh bahasa. Tahun 1972  sebagai  akibat diterbitkannya buku nonfiksinya yang pertama Women and Sex, ia dibebastugaskan dari jabatannya sebagai direktur dan juga sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Health. Buku tersebut ditulis dari pengalamannya sendiri, yang pernah menjalani mutilasi genital saat berusia enam tahun. Buku Seks dan Perempuan  inilah yang menjadi teks dasar bagi gelombang feminisme kedua. Saadawi tidak dapat dihalangi, ia melanjutkan menerbitkan buku-bukunya tentang status, psikologi dan seksualitas wanita. Karya-karyanya, yang disensor oleh badan sensor Mesir dan dilarang di Saudi Arabia, dan Libya, sekarang diterbitkan di Libanon. The Hidden Face of Eve, adalah bukunya yang pertama diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh suaminya Sherif Hetata, dan diterbitkan oleh Zed Books pada tahun 1980. Dari tahun 1973 sampai 1976 Nawal menjadi seorang peneliti tentang perempuan dan neurosis. Hasil penelitiaanya diumumkan termasuk tentang kasus perempuan di penjara-penjara dan rumah sakit. Penelitian ini juga memberinya inspirasi untuk menulis novelnya yang terkenal, Perempuan di Titik Nol, diterbitkan di Beirut tahun1973. Hal ini diikuti pada tahun 1976 oleh God Dies  by the  Nile dan pada tahun 1977, The Hidden Face of Eve: Women in the Arab  World.

Pada tahun 1981 Nawal El Saadawi secara terbuka mengkritik kebijakan Presiden Anwar Sadat dan ditangkap dan dipenjarakan. Dia dibebaskan satu bulan setelah peristiwa pembunuhan terhadap Presiden Anwar Sadat. Pada tahun 1982, ia mendirikan Asosiasi Uni Solidaritas Perempuan (AWSA). Cabang Mesir AWSA dilarang pada tahun 1991 oleh pemerintah. Namanya muncul di daftar kematian fundamentalis, setelah ia menerbitkan novelnya Kejatuhan Iman di Kairo pada tahun 1987. Dia terpaksa meninggalkan negaranya, mengajar di Duke University di  Durham, dan Washington State University di Seattle. Dia kembali ke Mesir pada tahun 1997 untuk terus menulis dan mengorganisir perempuan. Pada tahun 2004 ia berdiri sebagai calon dalam pemilihan presiden di Mesir, namun terpaksa mundur pencalonannya dalam menghadapi penganiayaan pemerintah. Dia menyatakan bahwa dia pindah adalah simbolis, untuk mengekspos kurangnya demokrasi.

Pada tahun 2001 sebuah kasus pengadilan yang diajukan terhadap Saadawi, menuduhnya murtad dan menuntut perceraiannya dengan paksa dari suaminya. Dia memenangkan kasus ini dengan dukungan dari organisasi hak asasi manusia di Mesir dan internasional. Dia memenangkan kasus lain pengadilan terhadap dirinya dan putrinya Dr. Mona Helmy, seorang penyair dan penulis yang tinggal di Mesir, melalui peningkatan dukungan dalam dan di luar negara mereka, yang terakhir yang, pada tahun 2008, menuntut penarikan kebangsaan Mesir setelah dia bermain Tuhan Mengundurkan Diri di KTT diterbitkan oleh Madbouli di Kairo pada tahun 2007.

Nawal el-Saadawi memegang lebih dari sepuluh gelar doktor kehormatan. banyak penghargaan dia termasuk Minds besar dari Twentieth Century Prize diberikan oleh Amerika Biographical  Institute pada tahun 2003, Hadiah Utara-Selatan dari Dewan Eropa dan Premi Antar nacional Catalunya pada tahun 2004. Baru-baru  ini dia adalah 2.007 penerima di USA Sastra Asosiasi Afrika Fonlon- Nichols Award, yang diberikan setiap tahun untuk seorang penulis Afrika untuk keunggulan dalam penulisan kreatif dan untuk kontribusi untuk perjuangan hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi. bukunya diajarkan di universitas-universitas di seluruh dunia. Nawal el-Saadawi sekarang bekerja sebagai penulis, psikiater dan aktivis. Novel terbaru adalah Zina, The Stolen Novel (2008).


Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
• Jurnal Lentera: Kajian Keagamaan, Keilmuan dan Teknologi Volume 3, Nomor 1, March 2017
• https://marsinahfm.wordpress.com/2012/11/01/perempuan-pelita-edisi-19-nawal-el-saadawi-setia-pada-jalan-perjuangan-pembebasan-perempuan/


Download

Lihat Juga 
Nawal El-Saadawi. Perempuan di Titik Nol
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Nawal El-Saadawi. Biografi dan Pemikiran"