Pengertian Depresi, Penyebab, Gejala, Jenis, dan Cara Mengatasinya

Pengertian Depresi
Depresi
A. Pengertian Depresi
Depresi merupakan gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang, muncul perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata dan berkurangnya aktivitas.

Seseorang yang mengalami depresi akan cenderung menginterprestasikan pemikiran negatif terhadap segala sesuatu yang datang di lingkungannya. Berikut beberapa pengertian depresi menurut para ahli:
1) Lazarus (Trismiati, 2004), depresi adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan, yang ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran, dan juga ditandai dengan aktifnya sistem saraf pusat.
2) Nevid dkk, 2005, depresi merupakan salah satu gangguan mood (mood disorder). Depresi sendiri adalah gangguan unipolar, yaitu gangguan yang mengacu pada satu kutub (arah) atau tunggal, yang terdapat perubahan pada kondisi emosional, perubahan dalam motivasi, perubahan dalam fungsi dan perilaku motorik, dan perubahan kognitif.
3) Wenar & Kerig, 2000, depresi adalah gangguan penyesuaian diri (gangguan dalam perkembangan emosi jangka pendek atau masalah-masalah perilaku, dimana dalam kasus ini, perasaan sedih yang mendalam dan perasaan kehilangan harapan atau merasa sia-sia, sebagai reaksi terhadap stressor)  dengan kondisi mood yang menurun.
4) Burns (1988), mendefinisikan depresi sebagai perasaan murung (mood), mood itu sendiri adalah suatu kondisi afeksi atau sifat yang menentap beberapa waktu lamanya yang ditandai dengan suatu emosi tertentu yang mudah sekali dibangkitkan.
5) Saryono dan Ryan (2010), depresi merupakan keadaan patah hati atau putus asa yang disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulus tertentu, pengurangan aktivitas fisik maupun mental dan kesulitan dalam berpikir.
6) Maramis (1998:107), depresi adalah suatu jenis keadaan perasaan atau emosi dengan komponen psikologis seperti rasa sedih, rasa tidak berguna, gagal, kehilangan, putus asa, dan penyesalan yang patologis. Depresi juga disertai dengan komponen somatik seperti anorexia, konstipasi, tekanan darah dan nadi menurun. Dengan kondisi yang demikian, depresi dapat menyebabkan individu tidak mampu lagi berfungsi secara wajar dalam hidupnya.
7) Suryantha Chandra (2002:8), depresi adalah suatu bentuk gangguan suasana hati yang mempengaruhi kepribadian seseorang. Depresi juga merupakan perasaan sinonim dengan perasaan sedih, murung, kesal, tidak bahagia dan menderita.
8) APA (Association Psychologist American) (dalam Aditomo & Retnowati, 2004), mendefinisikan depresi sebagai gangguan yang terutama ditandai oleh kondisi emosi sedih dan muram serta terkait dengan gejala-gejala kognitif, fisik, dan interpersonal.
9) Davison, dkk, (2005), depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah, kehilangan minat serta kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan.
10) Rubenstein, Shaver, & Peplau (Brehm, 2002), depresi merupakan perasaan emosional yang tertekan secara terus-menerus yang ditandai dengan perasaan bersalah, menarik diri dari orang lain.
11) Rice PL (1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan.
12) Kusumanto (1981), depresi adalah suatu perasaan kesedihan yang psikopatologis, yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata sesudah bekerja sedikit saja, dan berkurangnya aktivitas. Depresi dapat merupakan suatu gejala, atau kumpulan gejala (sindroma).
13) Kartono (2002), depresi adalah kemuraman hati (kepedihan, kesenduan, keburaman perasaan) yang patologis sifatnya. Biasanya timbul oleh; rasa inferior, sakit hati yang dalam, penyalahan diri sendiri dan trauma psikis. Jika depresi itu psikotis sifatnya, maka ia disebut melankholi.

B. Penyebab Depresi
Menurut Kaplan dalam Tarigan (2003) terdiri dari faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko sosial. Di mana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
1) Faktor Biologi, dalam penelitian biopsikologi, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Beberapa peneliti juga menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik dan sistem limbiks serta ganglia basalis dan hypothalamus.
2) Faktor Genetik, data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan mood adalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat, pada anak kembar monozigot adalah 50 %, sedangkan dizigot 10-25 %.
3) Faktor Psikososial, faktor ini yang banyak diteliti oleh ahli psikologi. Faktor psikososial yang memyebabkan terjadinya depresi di antaranya
a. Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan: suatu pengamatan klinik menyatakan bahwa peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang penuh ketegangan sering mendahului episode gangguan mood.
b. Kepribadian Premorbid: tidak ada satu kepribadian atau bentuk kepribadian yang khusus sebagai predisposisi terhadap depresi. Semua orang dengan ciri kepribadian manapun dapat mengalami depresi, walaupun tipe-tipe kepribadian seperti oral dependen, obsesi kompulsif, histerik mempunyai risiko yang besar mengalami depresi dibandingkan dengan lainnya.
c. Psikoanalitik dan Psikodinamik: Freud menyatakan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankoli. Ia menyatakan bahwa kemarahan pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri karena mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri terhadap objek yang hilang. Depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan ke dalam dirinya. Apabila pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-citakannya, akan mengakibatkan mereka putus asa.
d. Ketidakberdayaan yang dipelajari: di dalam percobaan, di mana binatang secara berulang-ulang dihadapkan dengan kejutan listrik yang tidak dapat dihindarinya, binatang tersebut akhirnya menyerah dan tidak mencoba sama sekali untuk menghindari kejutan selanjutnya. Mereka belajar bahwa mereka tidak berdaya.
e. Teori Kognitif: Beck menunjukkan perhatian gangguan kognitif pada depresi Asikal H.S. dalam Tarigan (2003) Dia mengidentifikasikan 3 pola kognitif utama pada depresi yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu: a) Pandangan negatif terhadap masa depan, b) Pandangan negatif terhadap diri sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu, bodoh, pemalas, tidak berharga, c) Pandangan negatif terhadap pengalaman hidup. Meyer berpendapat bahwa depresi adalah reaksi seseorang terhadap pengalaman hidup.

C. Gejala Depresi
Menurut Nevid dkk (2003) depresi memiliki gejala dan ciri-ciri berikut:
1) Perubahan Kondisi Emosional, perubahan pada kondisi mood periode terus menerus dari perasaan terpuruk, depresi, sedih atau muram. Penuh dengan air mata atau menangis serta meningkatnya iritabilitas mudah tersinggung, kegelisahan atau kehilangan kesadaran.
2) Perubahan Motivasi, perasaan tidak termotivasi atau memiliki kesulitan untuk memulai kegiatan di pagi hari atau bahkan sulit bangun dari tempat tidur. Menurunnya tingkat partisipasi sosial atau minat pada aktivitas sosial. Kehilangan kenikmatan atau minat dalam aktivitas yang menyenangkan. Menurunnya minat pada seks serta gagal untuk merespon pada pujian atau reward.
3) Perubahan Fungsi dan Perilaku Motorik, gejala-gejala motorik yang dominan dan penting dalam depresi adalah retardasi motor yakni tingkah laku motorik yang berkurang atau lambat, bergerak atau berbicara dengan lebih perlahan dari biasanya. Perubahan dalam kebiasaan tidur tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, bangun lebih awal dari biasanya dan merasa kesulitan untuk tidur kembali. Perubahan dalam selera makan makan terlalu banyak atau terlalu sedikit. Perubahan dalam berat badan bertambah atau kehilangan berat badan. Beraktivitas kurang efektif atau energik dari pada biasanya, orang-orang yang menderita depresi sering duduk dengan sikap yang terkulai dan tatapan yang kosong tanpa ekspresi.
4) Perubahan Kognitif, kesulitan berkonsentrasi atau berpikir jernih. Berpikir negatif mengenai diri sendiri dan masa depan. Perasaan bersalah atau menyesal mengenai kesalahan di masa lalu. Kurangnya self-esteem atau merasa tidak adekuat. Berpikir kematian atau bunuh diri.

D. Jenis-Jenis Depresi
Menurut National Institute of Mental Health (NIMH, 2010) Depresi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu:
1) Gangguan Depresi Berat, karakteristik dari gangguan ini adalah adanya beberapa gejala yang mengganggu seseorang untuk bekerja, tidur, belajar, makan dan menikmati kegiatan yang seharusnya menyenangkan. Depresi berat merupakan ketidakmampuan seseorang untuk berfungsi secara normal. Depresi berat mungkin hanya terjadi sekali selama hidup seseorang, tetapi adakalanya hal itu terjadi berulang kali dalam hidup seseorang yang lain.
2) Dysthymia, ditandai dengan waktu yang lama dua tahun atau lebih tidak terdapat gejala-gejala yang dapat mengganggu kemampuan seseorang tetapi dapat mengganggu fungsinya secara normal seperti perasaan yang nyaman. Orang dengan dysthymia mungkin juga mengalami sekali atau lebih peristiwa depresi berat selama hidupnya.

E. Mengatasi Depresi
Berikut ini terdapat beberapa mengatasi depresi, terdiri atas:
1) Membangun Citra Diri Positif
Citra diri berasal dari bagaimana menyimpulkan diri sendiri atau beropini tentang diri sendiri. Yang membuahkan citra positif. Untuk membangun yang positif ini diperkukan tiga hal: Menciptakan definisi, opini atau kesimpulan yang positif; Melawan munculnya opini, definisi atau kesimpulan negatif dengan cara menghentikan, mengganti atau membatalkan; Menciptakan alasan-alasan faktual, bukti nyata untuk mendukung kesimpulan positif yang diciptakan.

2) Menjalankan Agenda Perbaikan Berkelanjutan yang Realistis
Kesalahan saat terkena depresi adalah hanya merasakan bagaimana depresi itu tetapi kurang berpikir tentang apa saja yang masih bisa dilakukan untuk memperbaiki diri di masa depan. Tenggelam ke dalam masa lalu yang buruk dan lupa mengimajinasikan masa depan yang lebih bagus. Padahal, masa lalu itu sudah tidak bisa diubah, masa depan itu masih open.

Agar ini tidak terjadi, dapat memilih agenda perbaikan di bawah ini: Merencanakan program atau jadwal tentang apa yang perlu dilakukan dan apa yang perlu dihindari agar hidup menjadi lebih bagus di hari esok; Mencanangkan target yang bena-benar ingin diraih sebagai bukti adanya perbaikan dalam diri, misalnya mendapatkan pekerjaan, mendapatkan orang yang lebih bagus, mendapatkan tempat yang lebih bagus, dan seterusnya; Merumuskan tujuan jangka pendek atau panjang yang ingin diwujudkan, seperti misalnya menyelesaikan kuliah, meningkatkan penguasaan bidang, menambah pengetahuan atau skill, dan lain-lain.

3) Menggunakan Ketidakpuasan
Saat depresi, pasti tidak puas dengan hidup. Ini bisa positif dan bisa negatif, tergantung bagaimana menggunakannya. Supaya bisa positif, salah satu caranya adalah dengan menggunakan ketidakpuasan itu sebagai dorongan/motivasi untuk melakukan sesuatu (menjalankan program, meraih target atau tujuan), bisa menggunakan ketidakpuasan atas masa lalu dan hari ini sebagai pemacu untuk memperbaiki atau mengubah hari esok.

4) Memperbaiki / Memperluas Hubungan
Wilayah hubungan yang perlu diperbaiki adalah: Hubungan dengan diri sendiri, antara lain: kontrol diri, meditasi, dialog diri, dan lain-lain. Memperbaiki hubungan dengan diri sendiri akan membuat cepat mengontrol atau menarik diri dari keadaan yang tidak menguntungkan. Kalau sadar bahwa sedang depresi dan sadar bahwa harus segera mengambil tindakan, tentu ini akan beda persoalannya; Hubungan dengan orang lain.

Memperbaiki hubungan dengan dengan manusia akan membantu usaha yang dilakukan dalam mengatasi depresi. Tetapi harus ingat bahwa manusia itu bisa digolongkan menjadi dua, yaitu: ada mausia yang menjadi sumber depresi, dan ada manusia yang menjadi bantuan solusi atas depresi. Yang dibutuhkan (sebanyak-banyaknya) adalah manusia kelompok kedua. Jangan sampai menjauhi semua manusia, trauma kepada semua manusia atau tidak percaya pada semua manusia; Hubungan dengan Tuhan (meningkatkan iman).

5) Mengganti Paham Perfection Menjadi Excelence
Dengan bahasa yang sederhana dapat dijelaskan bahwa perfection adalah menuntut kesempurnaan (dari orang lain, dari diri sendiri, dan dari dunia ini). Sementara, excellence adalah mengusahakan kesempurnaan secara bertahap, perbaikan berkelanjutan. Perfection lebih dekat pada keyakinan yang tidak rasional. Keyakinan seperti ini lebih mudah terkena depresi pada saat ingin mengatasi depresi, misalnya saja tidak mau gagal lagi (kemungkinan untuk gagal itu selalu ada), anti toleransi terhadap kelemahan orang lain (semua orang punya kelemahan), dan seterusnya.


Dari berbagai sumber

Ket. klik warna biru untuk link

Download

Lihat Juga 
1. Pandangan Sosiologis terhadap Masalah Sosial
2. Kenakalan Remaja 
3. Patologi Sosial 
4. Remaja
5. Pengangguran
6. Kemiskinan
7. Kesenjangan Sosial
8. Kejahatan
9. Disorganisasi Keluarga
10. Stereotip
11. Perilaku menyimpang. Korupsi
12. Penyimpangan seksual
13. Konsep sosiologi. Permasalahan sosial
 
14. Memahami patologi suatu realitas
15. Pengertian Kriminalitas, Ciri, Penyebab, Dampak, Bentuk, dan Upaya Penanggulangannya
16. Definisi Pelecehan Seksual, Jenis, dan Tata Cara Pelaporan
17. Pengertian Diskriminasi, Sebab, Jenis, dan Bentuknya
18. Pengertian Marginalisasi, Ciri, Penyebab, Dampak, dan Contohnya
19. Pengertian Gender, Seks, Identitas dan Peran Gender

Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 2.1 Permasalahan Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
2. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 2.2 Permasalahan Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
3. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 2.3 Permasalahan Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 2. Permasalahan Sosial (Kurikulum 2013)
5. Materi Ujian Nasional Kompetensi Permasalahan Sosial
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Depresi, Penyebab, Gejala, Jenis, dan Cara Mengatasinya"