Fungsi Struktur Sosial dalam Kehidupan Masyarakat

Fungsi Struktur Sosial dalam Kehidupan Masyarakat
Struktur Sosial
Dalam buku Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial (Abdul Syani: 1987), dijelaskan bahwa dalam struktur sosial banyak dijumpai berbagai aspek perilaku sosial. Perilaku sosial menunjukkan adanya suatu gejala yang tetap pada kehidupan masyarakat setelah melalui tahapan perubahan-perubahan tertentu. Dengan struktur sosial, maka secara psikologis anggota masyarakat merasa ada batas-batas tertentu dalam setiap melakukan aktivitasnya; individu senantiasa menyesuaikan diri dengan ketertiban dan keteraturan masyarakat yang ada. Dalam keadaan demikian norma-norma dan nilai-nilai kemasyarakatan paling tidak dapat berfungsi sebagai pembatas dalam berperilaku agar tidak melanggar batas-batas hak dari anggota masyarakat yang lain.

Menurut Mayor Polak (1979), berfungsi sebagai pengawas sosial, yaitu sebagai penekan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran terhadap norma-norma, nilai-nilai dan peraturan-peraturan tadi, sehingga disiplin dalam kelompok cenderung dapat dipertahankan. Selanjutnya dikatakan bahwa pengawasan dimaksudkan sebagai tujuan untuk mendisiplinkan para anggota kelompok dan menghindarkan atau membatasi adanya penyelewengan-penyelewengan dari norma-norma kelompok.

Tujuan untuk mendisiplinkan kelompok pada dasarnya didorong oleh suatu keinginan dan semangat persatuan di antara anggota kelompok, kesadaran menerima hukum dan norma-norma yang berlaku, dan tunduk kepada kepentingan dan kesejahteraan kelompok secara keseluruhan. Untuk itu anggota masyarakat senantiasa akan melaksanakan pengawasannya terhadap diri sendiri dan terhadap sesamanya. Dengan keadaan masyarakat yang relatif terikat terhadap struktur sosialnya, maka kelangsungan hidup sebagaimana tercermin dalam ikatan moral dapat dipertahankan. Ada kecenderungan sikap masyarakat lebih baik tenteram dalam keadaan bersahaja daripada harus berubah dengan gejolak sosial dan timbulnya berbagai penyimpangan yang tak kunjung rampung. Anggota masyarakat pada umumnya lebih condong untuk mengidentifikasikan dirinya dengan kebiasaan dan perilaku yang berbuah nyata dan langsung sifatnya. Mereka beranggapan bahwa ketertiban dan kestabilan masyarakat sangat bergantung pada norma dan nilai-nilai budaya yang berlaku pada saat tertentu. Menurut pendapat Emile Durkheim, bahwa keteraturan itu disebabkan adanya faktor pengikatnya yang ditingkatkan menjadi moralitas masyarakat, faktor itu adalah antara lain:
1. Kontrol sosial
2. Stabilitas keluarga yang besar
3. Sifat heterogenitas lebih kecil daripada sifat kolektivitas.

Struktur sosial juga dapat berfungsi sebagai dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial; karena aturan disiplinnya berasal dari dalam kelompok sendiri, maka perlakuan pengawasan dalam kelompok sendiri, maka perlakuan pengawasan dalam kelompoknya sendiri cenderung lebih mudah untuk dapat diterima sebagai kepentingan sendiri. Dengan berlakunya proses tersebut, maka setiap anggota kelompok akan mendapat pengetahuan dan kesadaran, terutama perihal sikap, adat kebiasaan dan kepercayaan group feelingnya.

Dengan demikian anggota kelompok dapat mengetahui bagaimana cara bersikap dan bertindak yang sesuai dengan ketentuan dan harapan-harapan umum sehingga kemungkinan perbedaan-perbedaan paham sedikit dapat dikurangi.

Dalam teori sibernetik tentang General system of action ( Ankie M.M. Hoogvelt; 1985), dijelaskan bahwa suatu masyarakat akan dapat dianalisis dari sudut syarat-syarat fungsionalnya, yaitu:
1. Fungsi mempertahankan pola (pattern maintenance). Fungsi ini berkaitan dengan hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub-sistem kebudayaan. Hal itu berarti mempertahankan prinsip-prinsip tertinggi dari masyarakat, oleh karena diorientasikan realitas yang terakhir.

2. Fungsi integrasi. Hal ini mencakup jaminan terhadap koordinasi yang diperlukan antara unit-unit dari suatu sistem sosial, khususnya yang berkaitan dengan kontribusinya pada organisasi dan berperanannya keseluruhan sistem.

3. Fungsi pencapaian tujuan (goal attainment). Hal ini menyangkut hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan subsistem aksi kepribadian. Fungsi ini menyangkut penentuan tujuan-tujuan yang sangat penting bagi masyarakat, mobilisasi warga masyarakat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

4. Fungsi adaptasi yang menyangkut hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub-sistem organisme perilaku dan dengan dunia fisiko organik. Hal ini secara umum menyangkut penyesuaian masyarakat terhadap kondisi-kondisi dari lingkungan hidupnya.


Ket. klik warna biru untuk link

Sumber
Syani, Abdul. 1992. Sosiologi; Skematika, Teori, dan Terapan. Bumi Aksara. Jakarta


Download

Baca Juga
1. Konsep Struktur Sosial
2. Definisi Struktur Sosial
3. Ciri-ciri Struktur Sosial

Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.1 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
2. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.2 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
3. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.3 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.4 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)   
5. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 3. Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum 2013)
6. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 1. Bentuk-bentuk Struktur Sosial (KTSP)
7. Materi Ujian Nasional Kompetensi Dinamika Struktur Sosial
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Fungsi Struktur Sosial dalam Kehidupan Masyarakat"