Model Pembelajaran Inkuiri Yurisprudensi (Yurisprudential Inquiry)

Model ini dirancang untuk mempelajari masalah sosial dengan menggunakan studi kasus menggunakan pendekatan hukum. Studi kasus yang dapat dibahas mungkin merupakan masalah sosial di daerah-daerah di mana kebijakan publik harus dilakukan (keadilan dan kesetaraan, kemiskinan, kekuasaan, dan lain sebagainya).

Peserta didik dituntut untuk mengidentifikasi kebijakan publik, dan isu-isu terkait permasalahan yang ada di masyarakat. Permasalahan yang terkait isu-isu kebijakan publik, seperti etika dalam ilmu pengetahuan, bisnis, dan olah raga dapat dibahas. Model ini didasarkan pada konsepsi masyarakat yang bebas memiliki pandangan, prioritas, dan nilai-nilai sosial yang berbeda satu sama lain. Isu-isu kontroversial dalam konteks tatanan sosial yang produktif dapat dikaji, misalnya : masalah ras dan konflik etnis, konflik keagamaan dan ideologis, permasalahan keamanan individu, ekonomi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan sebagainya.

Sintaks (Joyce dan Weil, 2003)
a. Orientasi untuk kasus
Menunjukkan fakta perbedaan pandang/prioritas nilai sosial
b. Mengidentifikasi masalah
Peserta didik menghimpun fakta dan memadukannya menjadi isu umum
Peserta didik memilih satu isu untuk didiskusikan
Peserta didik mengidentifikasi nilai dan perbedaan pandangan
c. Penentuan posisi (belajar mandiri atau diskusi)
Peserta didik menentukan posisi nilai
Peserta didik mengemukakan dasar posisinya
d. Menjelajahi sikap yang mendasari posisi yang diambil
Memperkirakan dalam situasi apa nilai dilanggar dan apa akibatnya
Menyusun prioritas nilai
e. Penghalusan dan pemenuhan posisi
Peserta didik menentukan kembali posisi nilai
Penguatan nilai yang dipegangnya
f. Pengujian asumsi tentang fakta, definisi, dan konsekuensi
Mengidentifikasi asumsi aktual dan menunjukkan relevansinya
Memperkirakan akibat dan menguji kekuatannya

Sistem Sosial :
Model ini terstruktur, di mana guru memulai dan mengontrol diskusi, namun tetap menjaga suasana keterbukaan berpikir dan kesamaan mengemukakan pendapat

Prinsip Reaksi :
Mempertahankan iklim intelektual di mana semua pandangan dihormati dan guru tidak langsung melakukan evaluasi pendapat peserta didik. Guru memastikan bahwa isu-isu/kebijakan telah dieksplorasi dan mengeksplorasi pemikiran peserta didik melalui pertanyaan relevansi, konsistensi, khusus dan umum, kejelasan definisi, dan kontinuitas. Guru harus menjaga gaya dialektis, menggunakan dialog konfrontatif, mempertanyakan asumsi siswa dan menggunakan contoh atau analogi khusus untuk menentang pernyataan umum.

Sistem Pendukung :
Peserta didik membutuhkan dokumen sumber yang mendukung kajian permasalahan

Dampak :
Dampak instruksional dan pengiring model pembelajaran ini dideskripsikan sebagai berikut.

Model Pembelajaran Inkuiri Yurisprudensi atau Yurisprudential Inquiry
Model Pembelajaran Inkuiri Yurisprudensi
Peran guru selama pembelajaran sangatlah penting. Peserta didik berperan sebagai peneliti, yang juga harus mendiskusikan dan berdebat tentang isu kebijakan yang dibahas. Guru harus mendorong siswa untuk melibatkan diri ke satu pandangan/pendapat tentang masalah tersebut, namun akan mendukung jika mereka berubah pikiran ketika dihadapkan dengan bukti baru dan mendorong mereka untuk mempertimbangkan sudut pandang lain. Guru harus tetap netral terhadap masalah yang dikaji, mendorong perbedaan posisi, dan mempromosikan sintesis dari posisi berbeda yang disajikan di depan kelas.

Tahap akhir model pembelajaran ini adalah fase yang paling penting, di mana peserta didik mengambil apa yang telah dipelajari dan menerapkannya ke lingkungan mereka. Peserta didik harus mampu mengambil nilai dalam ilmu yang telah mereka pelajari dan melihat bahwa dengan pengetahuan tersebut mereka dapat menilai dampak yang muncul. Peserta didik didorong untuk mengusulkan sebuah rencana aksi untuk menyelesaikan masalah berdasarkan hasil belajar, misalnya dengan cara :
- Menulis surat kepada anggota DPR/DPRD, gubernur, walikota/bupati, atau menulis di koran
- Berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat seperti gotong royong, musyawarah masyarakat, membantu orang miskin, atau mengajukan petisi

Guru dapat memberikan penilaian atas tindakan peserta didik yang dilaporkan dalam rencana aksi dan tindakannya. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menerapkan keterampilan penyelidikan dan strategi tindakan dalam masyarakat di mana mereka tinggal.


Ket. klik warna biru untuk link


Sumber
Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta


Download

Baca Juga
1. Model Pembelajaran
2. Model Pembelajaran Investigasi Kelompok
3. Model Pembelajaran Bermain Peran
4. Model Pembelajaran Induktif
5. Model Pembelajaran Perolehan Konsep
6. Model Pembelajaran Inkuiri Ilmiah
7. Model Pembelajaran Latihan Inkuiri
8. Model Pembelajaran Ingatan (Memory)
9. Model Pembelajaran Sinektik
10. Model Pembelajaran Advance Organizer
11. Model Pembelajaran Tanpa Arahan (nondirective)
12. Model Pembelajaran Langsung (Direct instruction)
13. Model Pembelajaran Simulasi
14. Model Pembelajaran Kooperatif
15. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Model Pembelajaran Inkuiri Yurisprudensi (Yurisprudential Inquiry)"