Pengertian Diskusi, Unsur, Prinsip, Tujuan, Manfaat, Langkah-langkah, Jenis dan Laporan Hasil Diskusi

Pengertian Diskusi
Diskusi
A. Pengertian Diskusi
Secara etimologis kata diskusi berasal dari bahasa Latin discussio, discussi, atau discussum yang berarti memeriksa, memperbincangkan, dan membahas. Dalam bahasa Inggris, discussion; berarti perundingan atau pembicaraan, sedangkan dalam bahasa Indonesia, sebagai istilah diskusi berarti proses bertukar pikiran antara dua orang atau lebih tentang suatu masalah untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam sebuah diskusi biasanya ada tema atau topik yang dibahas oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya. Biasanya hasil dari topik yang dibahas tersebut yaitu adanya pemahaman mengenai topik yang telah dibicarakan bersama.

Pada umumnya dalam suatu diskusi terdapat pemimpin diskusi. Notulis yang memiliki tugas untuk mencatat hasil dari diskusi, dan peserta dalam diskusi. Kegiatan diskusi dapat dilakukan oleh dua orang ataupun lebih, puluhan, bahkan ratusan atau ribuan, dalam situasi resmi ataupun tak resmi; dengan persiapan yang matang dan terencana disertai dengan aturan yang jelas, atau kegiatan berbicara di tempat tak resmi dengan tujuan tertentu. Jadi pada umumnya diskusi adalah suatu proses penglibatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar-menukar informasi (information sharing), mempertahankan (self-maintenance) atau pemecahan masalah (problem-solving). Berikut pengertian diskusi menurut para ahli:
1) Hasibuan (1985), adanya visi dari 2 orang ataupun lebih kemudian berinteraksi secara verbal dan saling bertatap muka, tentang tujuan dari pembahasan tersebut atau adanya target yang diberikan dengan cara bertukar atau mempertahankan suatu informasi yang terkait.
2) Moh Uzer Usman (2005), suatu proses yang teratur yang sudah melibatkan sekelompok orang untuk saling berinteraksi, bisa berasal dari pengalaman, informasi, kesimpulan, serta solusi untuk sebuah masalah yang didiskusikan.
3) Moh Surya (1975), proses di mana siswa atau orang-orang yang berdiskusi akan mendapat suatu kesempatan untuk berdiskusi dan berkontribusi dari pengalaman mereka dalam memecahkan suatu masalah-masalah secara umum. Di dalam diskusi ini harus ada tanggung jawab akan hasilnya serta harga diri setiap orang yang berdiskusi di dalamnya.

B. Unsur Unsur Diskusi
1) Materi
Masalah yang didiskusikan merupakan suatu persoalan yang dibahas oleh peserta diskusi untuk dipahami, diketahui sebab-sebabnya, dianalisis, dicari jalan keluar atau solusinya, diambil keputusan yang tepat, terbaik di antara yang baik atau tak baik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. Masalah adalah persoalan yang ada antara harapan dengan kenyataan. Oleh sebab itu, kegiatan diskusi merupakan suatu upaya untuk menemukan cara menghilangkan, mengatasi atau memperkecil jarak antara harapan dengan kenyataan. Kriteria masalah yang layak didiskusikan:
a. Menarik perhatian peserta
b. Aktual dan menjadi pembicaraan umum
c. Berguna bagi peserta, masyarakat atau bagi pengembangan ilmu pengetahuan
d. Baru, yaitu belum ada atau belum dibahas sebelumnya
e. Langka, jarang ada (kesempatan atau problemanya)
f. Menyangkut kebijakan untuk umum atau penting sebagai public figure
g. Mengandung alternatif pendapat-multidimensional
h. Membutuhkan pertimbangan yang matang untuk penentuan keputusan

2) Manusia
Manusia sebagai pelaksana diskusi. Terdiri dari:
a. Moderator
Moderator bertugas membuka, memperkenalkan pemerasaran dan notulis, membacakan tata tertib, mengarahkan dan mengatur arus pembicaraan, menyampaikan kesimpulan, serta menutup diskusi. Tugas dari seorang moderator adalah memimpin jalannya diskusi dan yang ikut mengatur kegiatan diskusi. Selain itu moderator juga harus bisa membuka dan menutup diskusi, serta memancing peserta diskusi dalam mengungkapkan pendapat atau gagasannya. Jika ada anggota diskusi yang berdebat, moderator juga harus menengahi perdebatan yang tidak ada ujungnya. Bukan hanya itu, moderator juga harus menyampaikan kesimpulan dari hasil diskusi tersebut. Moderator dalam suatu kegiatan diskusi harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a) Harus memiliki pengertian atau simpati terhadap anggota diskusi
b) Jangan memihak siapapun di dalam diskusi
c) Memiliki sikap humor agar menyegarkan suasana dan para anggota/peserta tidak merasa tegang
d) Memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan
e) Berkemampuan berbicara di depan orang banyak (Umum)

b. Notulis, notulis bertugas mencatat hal-hal penting dalam diskusi baik teknis maupun materi pembicaraan.
c. Peserta, peserta bertugas mengikuti kegiatan diskusi secara aktif, bukan sebatas pendengar belaka, melainkan bisa juga memberikan tanggapan, pertanyaan, dan lain-lain.
d. Pemakalah/Penyaji, penyaji bertugas menjelaskan isi permasalahan yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam bentuk makalah.
e. Perlengkapan, perlengkapan terdiri dari perlengkapan dalam pelaksanaan diskusi meliputi pemilihan tempat yang akan dilakukan dalam diskusi, sarana seperti LCD, viewer, dsb.

C. Prinsip Dasar Diskusi
Prinsip dasar diskusi yaitu aturan atau prinsip-prinsip dasar di dalamnya, prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1) Menghindari terjadinya debat kusir. Debat kusir adalah perselisihan pendapat yang terjadi, tetapi tanpa dilandasi alasan yang jelas.
2) Menyanggah atau menolak pendapat orang lain harus didasari oleh argumentasi-argumentasi yang kuat dan meyakinkan.
3) Dalam diskusi setiap peserta dituntut untuk aktif menyampaikan pendapat-pendapatnya. Bahkan, sering kali terjadi saat seseorang menyampaikan pendapatnya, teman yang lain menyelanya.
4) Tidak ada pemenang dalam diskusi, yang dicari atau didapat dari diskusi adalah mufakat atau kesepakatan bersama yang didapat dari berbagai pendapat yang ada.

Tata Tertib dan Etiket Diskusi
1) Harus berlangsung pada suasana yang terbuka, artinya semua pihak yang terlibat siap/rela menerima dan memberi informasi kepada siapa pun.
2) Tiap peserta harus berpartisipasi penuh, artinya tiap peserta mengambil bagian dalam proses diskusi, masing-masing menjadi pendengar yang baik dan juga menjadi pembicara yang baik.
3) Selalu ada bimbingan dan kontrol, artinya ketua senantiasa mengadakan bimbingan dan pengawasan/kontrol agar diskusi tetap berjalan pada arah dan relnya.
4) Perdebatan harus didasarkan pada argumentasi kontra argumentasi bukan emosi kontra emosi, artinya diskusi yang akan mencari jalan penyelesaian atau kebenaran itu tidak didasarkan atas siapa yang kuat itu yang menang.
5) Pengajuan pertanyaan harus jelas dan singkat, artinya tidak bertele-tele tetapi menuju sasaran.
6) Tidak adanya pemborong atau monopoli, diskusi yang baik adalah diskusi yang berlangsung dalam suasana demokratis semua pihak mempunyai hak yang sama baik dalam berbicara maupun dalam mengambil bagian.
7) Selalu ada kesimpulan, diskusi yang baik ialah diskusi yang mampu mencapai keputusan bersama sehingga semua pihak merasa mantap dan tidak mengambang sehingga menghasilkan kesimpulan.

D. Tujuan Diskusi
Adapun tujuan diadakannya diskusi, di antaranya yaitu :
1) Sebagai wadah penyelesaian masalah, sehingga dengan diadakannya diskusi masalah seberat apapun bisa dipecahkan dengan cara yang baik.
2) Sebagai wadah yang tepat untuk menambah pengetahuan, menambah wawasan, serta ilmu yang didapat dari berdiskusi.
3) Diskusi juga dibuat agar para pesertanya belajar saling melontarkan dan menghargai setiap pendapat yang berbeda.
4) Tujuan lain diadakannya diskusi yaitu agar para peserta diskusi bisa belajar beretika saat diskusi sedang berlangsung.
5) Melatih para anggotanya berbicara di depan umum agar lebih berani dalam bersuara tentang pemikiran dan pendapat pribadinya.
6) Diskusi dianggap sebagai faktor pendukung dalam meningkatkan suatu tradisi intelektual.
7) Sebagai wadah yang tepat dalam mengambil kesimpulan dan keputusan.
8) Sebagai tempat untuk orang-orang yang ingin menyamakan visi, misi dan persepsi
9) Menjadi sarana yang tepat guna menghidupkan kepedulian dan kepekaan terhadap suatu perbincangan dan komunikasi di dalam suatu diskusi.

E. Manfaat Diskusi
Diskusi tentu memberikan banyak manfaat bagi para pesertanya, dan juga bagi kelompoknya. Berikut ini beberapa manfaat dalam berdiskusi. Di antaranya :
1) Melatih kemampuan berpikir setiap anggota/peserta diskusi sehingga pikiran menjadi luas dan tidak terbatas.
2) Menanamkan sikap demokrasi karena anda akan terbiasa mengemukakan pendapat saat sedang berdiskusi.
3) Membiasakan sikap saling menghargai, pendapat atau argumen yang muncul saat berdiskusi membuat kita akan menghargai setiap pendapat atau pemikiran setiap orang yang berbeda-beda.
4) Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman, hal itu bisa dilihat dari bertambahnya wawasan kita dari hasil pemikiran dan topik-topik yang telah dibahas selama diskusi berlangsung.
5) Mengasah kemampuan berpikir yang kreatif dan analitis karena otak dibiasakan untuk berpikir saat diskusi.
6) Melatih kemampuan bicara di hadapan orang banyak saat kita mengemukakan pendapat di muka umum.

F. Langkah-langkah Diskusi
Berikut ini akan diuraikan prosedur penyelenggaraan diskusi yang meliputi 2 fase,yaitu:
1) Fase Persiapan
Fase persiapan ini biasanya terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mempelajari subyek (area) yang akan didiskusikan
b. Membagi peserta menjadi kelompok-kelompok dan memberi pengarahan siapa menjadi apa (ketua/sekretaris, peserta biasa, dan pengamat)
c. Menentukan tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai dalam diskusi itu
d. Mengidentifikasi hasil-hasil belajar apa yang seharusnya dikuasai peserta (apakah konsep, prinsip, dan lain-lain)
e. Menunjukkan dan menguraikan dengan jelas problema yang akan dipecahkan dalam diskusi (briefing)
f. Menyiapkan dan membagikan bahan-bahan (hand-out) kepada peserta
g. Mengembangkan agenda yang mencakup semua point yang dibutuhkan dalam rangka pemecahan masalah
h. Mengatur ruangan dan tempat duduk, papan tulis, dan alat-alat bantu yang akan dipergunakan

2) Fase Pelaksanaan
a. Pembukaan Diskusi, dalam pembukaan diskusi yang perlu diperhatikan adalah penciptaan prakondisi sehingga perhatian dan sikap mental peserta digiring dan disiapkan agar terkonsentrasi pada hal-hal yang akan dibicarakan dalam diskusi, usaha tersebut dapat berupa:
a) Membuat outline singkat situasi yang akan didiskusikan
b) Mengeluarkan sebuah pendapat atau pertanyaan yang sifatnya dapat merangsang pikiran peserta
c) Senantiasa memberikan pertanyaan-pertanyaan pada point-point yang penting yang ada hubungannya dengan masalah yang bersangkutan
d) Memberikan ilustrasi, demonstrasi atau bentuk lain yang dapat menarik perhatian peserta

b. Pemeliharaan Diskusi, dalam pemeliharaan ini sebaiknya diterapkan bentuk-bentuk reinforcement sehingga mendorong peserta untuk berpartisipasi secara aktif. Pemeliharaan perasaan itu sangat penting yang menyebabkan seseorang merasa dihargai dan diperhatikan serta diikutsertakan sehingga mendorong timbulnya sikap bertanggung jawab dan rasa memiliki. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam fase pemeliharaan ini adalah:
a) Menjaga peserta agar tidak keluar dari subyek yang bersangkutan
b) Membuat pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki atau menuntut jawaban dari peserta, dan mempersiapkan mereka memberi alasan-alasan setiap padangan atau pendapat yang mereka ucapkan
c) Hindarkan pemunculan topik baru yang belum waktunya muncul,tunggu sampai topik lama diselesaikan
d) Bila mungkin hubungkan topik baru dengan topik lama
e) Sering-sering membuat ringkasan terhadap bantuan pikiran peserta yang langsung ada hubungannya dengan diskusi
f) Siap-siap dengan komentar atau pertanyaan untuk mengarahkan kembali jika diskusi itu menuju jalan buntu

c. Penutup diskusi
Agar para peserta menjadi mantap dan tidak merasa mengambang akan hasil diskusinya maka dalam penutupan diskusi harus:
a) Segera dibuatkan rangkuman dan kesimpulan yang tepat dan jelas
b) Kalau terpaksa dalam menyimpulkan diskusi itu terjadi kompromi maka jangan biarkan diskusi itu menjadi terkatung-katung

G. Jenis Diskusi
1) Diskusi Formal
Jenis komunikasi verbal di mana pertukaran informasi dilakukan  melalui jalur yang telah ditentukan (memiliki aturan) dikenal sebagai komunikasi formal.
a. Seminar, di dalam seminar terdapat beberapa ahli dalam bidangnya yang membahas topik tertentu untuk mencapai suatu kesepakatan. Seminar merupakan suatu pertemuan maupun persidangan untuk membahas tentang suatu masalah di bawah pimpinan ahli maupun pakar. Tujuan dari diadakannya seminar yaitu untuk menemukan cara maupun jalan keluar dalam memecahkan suatu masalah. Di mana masalah yang dikemukakan oleh ahli, perlu dibahas dalam berbagai sudut pandang dan aspek untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh di dalam seminar.
b. Lokakarya/sanggar kerja, lokakarya juga termasuk dalam suatu diskusi yang tentunya membahas suatu pekerjaan atau profesi tertentu. Bukan itu saja, mungkin sebuah karya dari seseorang yang ahli bisa dibahas di diskusi lokakarya tersebut.
c. Simposium, merupakan suatu pertemuan yang dilakukan dengan beberapa pembicara untuk mengemukakan pidato dengan singkat mengenai topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik yang sejenis. Simposium merupakan diskusi yang diadakan oleh beberapa orang atau kelompok untuk membahas tentang prasaran mengenai pokok permasalahan tertentu. Diskusi ini juga diadakan untuk mendapat suatu kesepakatan atau solusi bersama.
d. Diskusi panel, merupakan suatu diskusi yang dilakukan oleh kelompok pembicara yang dipilih untuk berbicara dalam diskusi tersebut. Selain untuk berbicara, juga untuk menjawab pertanyaan di hadapan peserta diskusi. Pengertian mendasar dari diskusi panel ini adalah diskusi yang dilakukan untuk memperluas wawasan tentang permasalahan yang sedang hangat dibicarakan oleh orang banyak, serta melibatkan para ahli yang menjadi penulis atau pembicara di diskusi tersebut.
e. Konferensi, merupakan suatu pertemuan atau rapat yang digunakan untuk berunding ataupun bertukar pendapat mengenai suatu pokok permasalahan yang sedang dihadapi bersama. Konferensi yaitu pertemuan yang diadakan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai permasalahan yang sedang dihadapi bersama oleh para peserta diskusi. Konferensi juga menjadi ajang mengemukakan pendapat sebagai sarana untuk memperoleh penyelesaian yang diharapkan oleh semua pihak terkait.
f. Diskusi pleno, merupakan lanjutan dari diskusi kelompok yang sudah terjadi, diskusi pleno ini dilakukan untuk melaporkan hasil diskusi sebelumnya untuk kemudian ditindaklanjuti masalahnya.
g. Debat, debat sering terjadi di hampir setiap diskusi karena setiap orang yang menyampaikan pendapat tentu memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda-beda. Setiap peserta diskusi akan berdebat untuk mempertahankan argumen dan gagasannya.
h. Kongres, kongres biasanya dilakukan oleh para pelaku politik atau wakil dari suatu organisasi, tujuan dari dilakukan kongres ini adalah untuk sama-sama berpikir dalam pengambilan keputusan.
i. Forum diskusi, forum diskusi atau wadah atau tempat yang dilakukan oleh para peserta diskusi untuk menggabungkan beberapa dialog tertentu. Biasanya, terdapat demokrasi yang tinggi pada sebuah forum diskusi tersebut.
j. Diskusi kasualis, merupakan bentuk dari suatu penelitian dari satu permasalahan yang konkret yang mengandung beberapa jalan keluar. Biasanya diskusi kasualis ini dilakukan untuk mencari jalan keluar secepatnya.

2) Diskusi Non Formal (Tidak Resmi)
Jenis komunikasi verbal di mana pertukaran informasi tidak mengikuti saluran apa pun (Aturan Jelas), komunikasi terbentang ke segala arah. Biasanya komunikasi terjadi secara spontan untuk menentukan suatu kesimpulan pada saat itu juga.
a. Kelompok studi, biasanya kelompok studi ini dilakukan oleh para murid/siswa sekolah yang sedang berkelompok mendiskusikan mata pelajaran tertentu.
b. Kelompok pembentuk kebijaksanaan, dalam menyelesaikan suatu masalah dibutuhkan kebijakan dalam mengambil keputusan yang tepat, maka dibuatlah kelompok kebijaksanaan ini agar terkumpul beberapa pendapat untuk menghasilkan keputusan yang bijaksana.
c. Komite atau pertemuan kelompok para orang tua murid, pertemuan para orang tua murid dengan gurunya ini biasa terjadi di suatu sekolah untuk masalah yang mengganggu bagi sekolah atau para siswa.

H. Laporan Hasil Diskusi
Penyusunan laporan diskusi harus memperhatikan beberapa hal berikut.
1) Penyusunan laporan dilakukan secara sistematis, terstruktur, dan runtut
2) Laporan yang disajikan harus objektif, aktual, dan faktual
3) Bahasa yang digunakan dalam laporan diskusi harus menggunakan bahasa yang jelas dan singkat

Sistematika dalam menyusun laporan diskusi sebagai berikut.
1) Judul dari laporan diskusi harus dapat mewakili isi dari laporan
2) Kata pengantar
3) Daftar isi
4) Bab tentang perencanaan diskusi
5) Bab tentang pelaksanaan diskusi
6) Bab tentang kesimpulan diskusi
7) Lampiran, pada umumnya lampiran berisi tentang materi-materi yang mendukung diskusi atau foto-foto kegiatan hasil diskusi


Dari berbagai sumber

Ket. klik warna biru untuk link

Download

Lihat Juga 
1. Pengambilan sampel dari populasi tak-terhingga dan tak-jelas
2. Metode-metode dalam sosiologi
3. Manfaat penelitian sosiologis bagi pembangunan
4. Jenis-jenis penelitian sosial
5. Jenis-jenis metode penelitian sosiologi dan contohnya
6. Metode untuk ilmu-ilmu sosial
7.
Pengertian Metode Ilmiah, Unsur, Kriteria dan Langkah-langkahnya 

8. Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian, dan Teknik-teknik Desain Penelitian 
9. Pengertian Penalaran, Ciri, Tahap, Syarat, Metode serta Kesalahan Nalar
10. Pengertian Hipotesis, Karakteristik, Fungsi, Tahap Perumusan dan Jenisnya
11. Pengertian Data, Sumber, Jenis, Fungsi dan Metode Pengumpulan Data
12. Pengertian Laporan Penelitian: Ciri, Jenis, Tujuan, Cara, Sistematika dan Contohnya
13. Pengertian Objektivitas dalam Ilmu Pengetahuan
14. Pengertian Skeptisisme, Skeptisisme dalam Ilmu Pengetahuan, dan Perbedaannya dengan Sikap Kritis dan Berpikir Negatif
15. Pengertian Variabel Penelitian, Jenis dan Hubungan antarvariabel
16. Pengertian Topik Penelitian, Unsur, Ciri, dan Cara Menentukannya

Tokoh, Biografi, Pemikiran, Teori, dan Karya yang terkait materi
1. Aristoteles
2. Edmund Husserl
3. Harlod Garfinkel


Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 4. Rancangan Penelitian Sosial (KTSP)
2. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 5. Pengumpulan Data dalam Penelitian (KTSP)
3. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 6. Pengolahan Data (KTSP)
4. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 7. Penulisan Laporan Penelitian (KTSP)
5. Materi Sosiologi Kelas X Bab 4.1 Rancangan Penelitian Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
6. Materi Sosiologi Kelas X Bab 4.2 Rancangan Penelitian Sosial (Kurikulum Revisi 2016) 

7. Materi Sosiologi Kelas X Bab 5.1 Pengumpulan Data dalam Penelitian (Kurikulum Revisi 2016)
8. Materi Sosiologi Kelas X Bab 5.2 Pengumpulan Data dalam Penelitian (Kurikulum Revisi 2016)
 
9. Materi Sosiologi Kelas X Bab 6.1 Pengolahan dan Analisis Data (Kurikulum Revisi 2016)
10. Materi Sosiologi Kelas X Bab 6.2 Pengolahan dan Analisis Data (Kurikulum Revisi 2016) 

11. Materi Sosiologi Kelas X Bab 7.1 Laporan Penelitian (Kurikulum Revisi 2016)
12. Materi Sosiologi Kelas X Bab 7.2 Laporan Penelitian (Kurikulum Revisi 2016)
13. Materi Ujian Nasional Kompetensi Jenis Penelitian Sosial
14. Materi Ujian Nasional Kompetensi Langkah-Langkah Penelitian Sosial
15. Materi Ujian Nasional Kompetensi Metode Penelitian Sosial
16. Materi Ujian Nasional Kompetensi Manfaat Hasil Penelitian 
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Diskusi, Unsur, Prinsip, Tujuan, Manfaat, Langkah-langkah, Jenis dan Laporan Hasil Diskusi"