Pengertian Objektivitas dalam Ilmu Pengetahuan

Pengertian Objektivitas dalam Ilmu Pengetahuan
Objektivitas
Objektivitas menurut KBBI adalah sikap jujur, tidak dipengaruhi pendapat dan pertimbangan pribadi atau golongan dalam mengambil putusan atau tindakan. Objektivitas pada dasarnya tidak berpihak, di mana sesuatu secara ideal dapat diterima oleh semua pihak, karena pernyataan yang diberikan terhadapnya bukan merupakan hasil dari asumsi (kira-kira), prasangka, ataupun nilai-nilai yang dianut oleh subjek tertentu. Kalau kata objek sendiri dimengerti sebagai sesuatu yang dianggap eksis secara independen dari persepsi subjek terhadapnya, objek akan tetap ada sebagaimana adanya bahkan jika tidak ada subjek yang merasakannya. Maka, objektivitas seringkali diasosiasikan dengan ide-ide seperti realitas dan realibilitas.

Objektivitas atau objektif dalam keilmuan berarti upaya-upaya untuk menangkap sifat alamiah (empiris) sebuah objek yang sedang diteliti/ dipelajari dengan suatu cara di mana tidak tergantung pada fasilitas apapun dari subjek yang menyelidikinya. Dalam konteks keilmuan, obyektivitas hanya dapat diakui jika diperoleh melalui prosedur yang abasah berdasarkan konsep metode ilmiah. Tolak ukur derajat objektivitas sebuah ilmu pengetahuan adalah derajat kesuaian atau korespondensi antara teori yang dikemukakan dengan obyek dalam dunia yang dirujuk oleh teori tersebut. Salah satu indikasi pokok ada tidaknya korespondensi antara keduanya adalah apakah kalau prediksi yang dibuat oleh teori tersebut dioperasionalisasikan dalam pengujian empiris memang terjadi demikian atau tidak. Bila terus-menerus dalam berbagai kondisi yang berbeda prediksi tersebut tetap terpenuhi, maka adanya kesesuaian itu memang terjamin.

Collier memberikan tiga kriteria objektivitas, pertama, objektivitas mengacu kepada sesuatu yang benar (nyata dan ada) secara independen terhadap siapa pun yang menilainya. Objektivitas akan tetap berada dalam koridornya siapa pun yang menyatakannya. Setiap orang yang dapat membuktikan keberadaan fakta, melalui bukti-bukti empiris dapat mengklaim objektivitasnya. Kedua, objektivitas adalah penilaian manusia yang dapat dikatakan objektif. Hal ini berkaitan dengan kriteria pertama. Dalam menyebut penilaian objektif, hal yang menentukan adalah penilaian tersebut disebabkan oleh objek, bukan oleh segi lain dari subjeknya. Mars adalah planet ke empat dari matahari, bukan karena penulis yang mengatakannya, tetapi karena kenyataannya Mars adalah planet ke empat dari matahari. Meskipun manusia (subjek) yang melakukan penilaian, tetapi apabila itu memang dapat dibuktikan melalui penelitian empiris maka penilaian tersebut adalah objektif. Penilaian tersebut harus disahkan melalui eksperimen ilmiah, yang kemudian dikomunikasikan dalam suatu komunitas ilmiah (akademisi) yang bebas dari pengaruh subjektif.

Terakhir, sikap manusia (human attitude), yaitu sikap untuk mencoba membuat penilaian orang (yang disebutkan dalam kriteria kedua) objektif. Sikap ini memberikan tempat kepada eksperimen dan observasi secara hati-hati, ia memonitor setiap penilaian. Selain itu, sikap ini bertujuan untuk menghindari dari bias subjektivitas dan posisi historis seseorang. Sesorang dapat secara seksama memeriksa perkiraan orang lain dan membuat kritik terhadapnya; seseorang dapat memperhatikan hal-hal tertentu untuk membentuk posisi (penilaian) yang berbeda dari orang lain; seseorang dapat menganalisa kesalahan orang lain; dan seseorang dapat memilih untuk belajar dari sumber-sumber yang tidak biasa. Hal ini berarti mengharuskan setiap ilmuwan dituntut untuk mengkaji secara terus-menerus teori yang dimilikinya dengan menghubungkan dengan realitas yang membentuk teori tersebut, yaitu melalui kegiatan penelitian ilmiah. Objektivitas sebagai sikap dimaknai sebagai keterbukaan untuk menyangkal melalui data-data yang berasal dari objek nyata.

Collier juga menambahkan bahwa objektivitas tidak dapat disamakan dengan netralitas, sesuatu yang objektif dapat berpihak selama ia tidak bias. Objektivitas juga bukan kebenaran, karena belum tentu apa yang dimaknai sebagai pengetahuan yang objektif adalah pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang objektif hanya berpegangan pada pengertian bahwa pengetahuan tersebut adalah mengenai objek. Setelah melihat kemunculan dan kriterianya, maka objektivitas pada dasarnya mencakup segala sesuatu yang bukan metafisik atau secara universal menolak metafisik. Dalam ilmu pengetahuan, metafisika tidak dapat terpersepsikan oleh indera dan meski mungkin dapat dijangkau oleh rasio, tetap tidak dapat dibuktikan secara empiris. Ketika teori dirumuskan, maka dengan demikian ia juga harus menolak metafisika untuk mendapatkan objektivitasnya. Dalam ilmu sosial, objektivitas (salah satunya) terdapat dalam tingkah laku yang jelas (overt behaviour) yang melalui metode ilmiah dapat diobservasi secara publik.

Objektivitas merupakan salah satu nilai penting dalam penerapan ilmu pengetahuan. Suatu ilmu bisa dikatakan sebagai ilmu bila di dalamnya mengandung unsur keobjektivan (dapat berdiri sendiri). Karena dalam ilmu pengetahuan haruslah bersifat bisa diuji kebenarannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sudut pandang filsafat ilmu keobjektivan menjadi faktor penting untuk suatu jati diri/pengakuan akan suatu disiplin ilmu untuk dapat dipandang dan diakui oleh disiplin ilmu lainnya. Karena suatu disiplin ilmu perlu memberikan fakta-fakta yang meyakinkan yang membuat disiplin ilmu itu sendiri terlihat objektif dan bukan suatu objektivitas semu yang masih dapat di permasalahkan oleh disiplin ilmu lainnya.


Dari berbagai sumber

Ket. klik warna biru untuk link

Download

Lihat Juga  
1. Pengambilan sampel dari populasi tak-terhingga dan tak-jelas
2. Metode-metode dalam sosiologi
3. Manfaat penelitian sosiologis bagi pembangunan
4. Jenis-jenis penelitian sosial
5. Jenis-jenis metode penelitian sosiologi dan contohnya
6. Metode untuk ilmu-ilmu sosial
7.
Pengertian Metode Ilmiah, Unsur, Kriteria dan Langkah-langkahnya 

8. Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian, dan Teknik-teknik Desain Penelitian 
9. Pengertian Penalaran, Ciri, Tahap, Syarat, Metode serta Kesalahan Nalar
10. Pengertian Hipotesis, Karakteristik, Fungsi, Tahap Perumusan dan Jenisnya
11. Pengertian Data, Sumber, Jenis, Fungsi dan Metode Pengumpulan Data
12. Pengertian Laporan Penelitian: Ciri, Jenis, Tujuan, Cara, Sistematika dan Contohnya
13. Pengertian Skeptisisme, Skeptisisme dalam Ilmu Pengetahuan, dan Perbedaannya dengan Sikap Kritis dan Berpikir Negatif
14. Pengertian Variabel Penelitian, Jenis dan Hubungan antarvariabel
15. Pengertian Topik Penelitian, Unsur, Ciri, dan Cara Menentukannya
16. Pengertian Diskusi, Unsur, Prinsip, Tujuan, Manfaat, Langkah-langkah, Jenis dan Laporan Hasil Diskusi

Tokoh, Biografi, Pemikiran, Teori, dan Karya yang terkait materi
1. Aristoteles
2. Edmund Husserl
3. Harlod Garfinkel


Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 4. Rancangan Penelitian Sosial (KTSP)
2. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 5. Pengumpulan Data dalam Penelitian (KTSP)
3. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 6. Pengolahan Data (KTSP)
4. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 7. Penulisan Laporan Penelitian (KTSP)
5. Materi Sosiologi Kelas X Bab 4.1 Rancangan Penelitian Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
6. Materi Sosiologi Kelas X Bab 4.2 Rancangan Penelitian Sosial (Kurikulum Revisi 2016) 

7. Materi Sosiologi Kelas X Bab 5.1 Pengumpulan Data dalam Penelitian (Kurikulum Revisi 2016)
8. Materi Sosiologi Kelas X Bab 5.2 Pengumpulan Data dalam Penelitian (Kurikulum Revisi 2016)
 
9. Materi Sosiologi Kelas X Bab 6.1 Pengolahan dan Analisis Data (Kurikulum Revisi 2016)
10. Materi Sosiologi Kelas X Bab 6.2 Pengolahan dan Analisis Data (Kurikulum Revisi 2016) 

11. Materi Sosiologi Kelas X Bab 7.1 Laporan Penelitian (Kurikulum Revisi 2016)
12. Materi Sosiologi Kelas X Bab 7.2 Laporan Penelitian (Kurikulum Revisi 2016)

13. Materi Ujian Nasional Kompetensi Jenis Penelitian Sosial
14. Materi Ujian Nasional Kompetensi Langkah-Langkah Penelitian Sosial
15. Materi Ujian Nasional Kompetensi Metode Penelitian Sosial
16. Materi Ujian Nasional Kompetensi Manfaat Hasil Penelitian
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Objektivitas dalam Ilmu Pengetahuan"